California, Monitorindonesia.com – Facebook menyatakan bahwa perusahaan telah memblokir 3 miliar akun palsu pada paruh pertama tahun 2021.
Pihak Facebook juga menghapus lebih dari 20 juta potongan konten bohong dan informasi palsu soal vaksin Covid-19.
Untuk meningkatkan sistem keamanan tersebut, perusahaan sudah menginvestasikan lebih dari US$13 miliar sejak 2016.
Media sosial paling banyak pengguna itu menyatakan sekarang memiliki 40.000 orang yang bekerja di bidang keselamatan dan keamanan, dibandingkan dengan 10.000 lima tahun lalu.
Melansir Reuters, Selasa (21/9/2021), satu surat kabar melaporkan bahwa perusahaan medsos tersebut gagal untuk memperbaiki “efek buruk platform” yang telah diidentifikasi oleh para peneliti.
Disebutkan bahwa Facebook telah meremehkan efek negatif pada pengguna muda aplikasi Instagram-nya dan memiliki respons yang lemah terhadap alarm yang diajukan oleh karyawan tentang bagaimana platform tersebut digunakan di negara-negara berkembang oleh pedagang manusia.
Berita tak sedap itu dilaporkan Wall Street Journal pekan lalu, yang mengutip tinjauan dokumen internal perusahaan.
“Di masa lalu, kami tidak mengatasi tantangan keselamatan dan keamanan cukup awal dalam proses pengembangan produk. Tapi kami secara fundamental telah mengubah pendekatan itu Tapi kami secara fundamental telah mengubah pendekatan itu,” kata perusahaan itu dalam satu posting log.
Facebook menyatakan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) telah membantu perusahaan memblokir 3 miliar akun palsu pada paruh pertama tahun 2021. Perusahaan juga menghapus lebih dari 20 juta potongan konten bohong dan informasi palsu soal vaksin Covid-19.
Perusahaan menyatakan sekarang menghapus 15 kali lebih banyak konten yang melanggar standarnya tentang ujaran kebencian di Facebook dan platform berbagi gambar Instagram daripada ketika pertama kali mulai melaporkannya pada 2017. (Zan)
Discussion about this post