Monitorindonesia.com – Koordinator Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman mendukung upaya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang ingin menarik Penyidik nonaktif Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan dan pegawai lain yang akan dipecat KPK ke Korps Bhayangkara.
MAKI menilai upaya itu bukan bentuk penghinaan terhadap KPK, meskipun diketahui Lembaga Antirasuah itu membuang pegawai mereka yang beprestasi dengan alasan tak lulus Tes Wawasan Kebangsaan.
“Ini menurut saya sih kalau ditanya apakah ini bentuk sesuatu yang meragukan atau menghina atau penghinaan terhadap apa yang dilakukan oleh KPK saya tidak sejauh itu lah,” kata Koordinator MAKI Boyamin Saiman melalui keterangan tertulis, Rabu (29/9/2021).
Boyamin menyebut Polri bisa makin garang menangani kasus rasuah di Indonesia jika Novel Baswedan cs bergabung di sana. Dia malah senang karena meyakini kasus rasuah di Indonesia tetap akan ditangani dengan baik.
Namun, Boyamin menilai langkah Listyo mengartikan tes wawasan kebangsaan (TWK) yang membuat Novel Baswedan cs dipecat itu tidak berarti. Pasalnya, TWK membuat mereka dipecat dari KPK, namun malah diinginkan Polri.
“Kapolri kemudian justru menginginkan merekrut mereka artinya TWK kemarin itu yang dilakukan KPK itu tidak bermakna atau bahasa aku jadi menjadi nilai apa-apa,” ujar Boyamin.
Boyamin juga yakin Listyo tidak asal sebut dalam rencana penarikan para pegawai KPK ke Polri. Dia meyakini Listyo punya pertimbangan yang matang setelah mereka gagal dalam TWK.
“Kalau Kapolri mengatakan seperti itu berarti kan mereka justru dinilai hebat wawasan kebangsaannya karena memberantas korupsi itu adalah bagian dari pengabdian kepada bangsa dan negaranya,” ungkap Boyamin.
Discussion about this post