Monitorindonesia.com – Kegagalan di PON Papua merupakan momentum KONI DKI lebih transparan kelola dana hibah. Hal itu dikatakan Wakil Ketua Komisi C DPRD DKI Anggara Citra Santroamidjoyo, Selasa (19/10/2021).
Anggaran KONI DKI untuk PON tertinggi dibanding dua pesaing lainnya mencapai Rp 410 miliar. Jawa Barat sebagai juara umum mendapat dana Rp 256 miliar. Sementara Jawa Timur anggarannya tidak terlalu besar hanya Rp 218 miliar.
Menurut Anggara, DPRD DKI menyetujui anggaran untuk KONI DKI meskipun lebih besar dibandingkan provinsi lain. Namun sayangnya, hal itu tidak diikuti dengan prestasi yang mengkilat di PON Papua.
“Kami di DPRD sudah mensupport penuh dari sisi program dan kebijakan anggaran untuk membantu DKI Jakarta mencapai target. Jika membandingkan dengan daerah lain KONI DKI menerima anggaran terbesar untuk program pembinaan olahraga prestasi. Namun hasil yang di peroleh tidak sesuai dengan yang sudah di tetapkan di awal untuk mampu menjadi juara umum PON. Dan momentum ini harus menjadi titik balik KONI lebih profesional dan transparan dalam sisi pengelolaan anggaran yang mereka terima dari APBD DKI Jakarta ini,” kata Anggara kepada Monitorindonesia.com di Jakarta, Selasa (19/10/2021).
Diketahui Jawa Barat menjadi juara umum PON XX Papua dengan mengoleksi 133 medali emas, 97 perak, dan 114 perunggu.
DKI Jakarta berada di peringkat kedua mengumpulkan 111 emas, 91 perak, dan 99 perunggu. Kemudian di peringkat ketiga Jawa Timur dengan koleksi 110 medali emas, 89 perak dan 88 perunggu.
Atas torehan prestasi atlet DKI tersebut, Anggara mengapresiasi perjuangan seluruh kontingen DKI untuk memberikan prestasi terbaik bagi Ibukota.
“Saya tetap mengapresiasi dan memberikan hormat setinggi tingginya untuk seluruh kontingen DKI Jakarta, baik atlit, pelatih dan seluruh tim yang sudah berjuang,berusaha dan berupaya maksimal memberikan yang terbaik untuk mengharumkan nama DKI Jakarta,” ujarnya
Meski demikian, menurut Anggara, capaian Runner-up atelt DKI tidak sebanding dengan infrastruktur penunjang. Seharusnya kata dia, DKI memiliki kelebihan dengan menjadi yang terdepan karena memiliki kompleks pengembangan olahraga prestasi terbaik di seluruh Indonesia.
Oleh sebab itu, Anggara menyarankan agar pembinaan atlet harus ditingkatkan. Tidak hanya peningkatan dari segi Pembinaan fisik saja namun juga dari sisi penguatan mental.
“Pendekatan ini juga kita ambil untuk meningkatkan level berlatih atlit agar tidak kalah mental ketika bersaing di lapangan sesungguhnya. Karena kompleks PPOP DKI itu fasilitasnya sudah mampu bersaing secara internasional,” tandasnya. (Zat)
Discussion about this post