Jakarta, MI – Sri Lanka telah dinyatakan bangkrut. Negara yang terletak di Asia selatan itu dinyatakan bangkrut setelah dilanda krisis ekonomi terparah.
Utang luar negeri Sri Lanka yang menumpuk mengakibatkan kebutuhan pokok dan bahan bakar minyak sulit didapatkan. Bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF) sulit diperoleh karen parahnya krisis keuangan negara itu.
Sebelumnya Presiden Jokowi pernah mengatakan bahwa 60 ekonomi negara di dunia sudah ambruk akibat pandemi Covid-19. Sementara 42 lainnya sudah menuju ambang batas. Pernyataan tersebut berdasarkan perkiraan dari IMF.
Tidak hanya disebabkan pandemi, ambruknya ekonomi dari berbgai negara juga disebabkan karena krisis pangan dan krisis energi akibat konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina.
Dilansir dari Associated Press, sekitar 1,6 miliar orang di 94 negara menghadapi krisis pangan, energi, dan sistem finansial.
Perang yang terjadi mengganggu berbagai sektor bisnis yang tengah memulihkan diri dari dampak pandemi Covid-19.
Akibatnya, Bank Dunia memperkirakan, pendapatan per kapita di negara-negara berkembang akan menjadi 5 persen lebih sedikit dibanding pendapatan pra-pandemi.
Di lain sisi, bunga utang yang lebih tinggi untuk mendanai paket pemulihan pandemi telah menjejali negara-negara yang sudah kesulitan membayar utang dengan utang luar negeri yang lebih tinggi.
Menurut PBB, lebih dari setengah negara-negara termiskin di dunia sudah dalam kondisi kesulitan utang atau berisiko tinggi terkena.
Sejumlah krisis terparah melanda negara-negara yang telah dihancurkan korupsi, perang sipil, kudeta, atau bencana lain.
Berikut beberapa negara yang terancam ikut bangkrut seperti Sri Lanka.
Afghanistan
Afghanistan sudah terguncang krisis ekonomi buruk sejak Taliban berkuasa di negara itu sejak tahun lalu. Taliban kembali berkuasa seiring kebijakan Washington dan sekutu NATO yang menarik pasukannya dari Afghanistan.
Bantuan asing yang selama ini menjadi penopang ekonomi Afghanistan pun terhenti. Berbagai pemerintahan juga memberlakukan sanksi, menangguhkan transfer bank, melumpuhkan perdagangan, serta menolak mengakui pemerintahan Taliban.
Pemerintahan Amerika bahkan membekukan 7 miliar dolar AS cadangan mata uang asing Afghanistan yang berada di AS.
Sekitar setengah populasi Afghanistan terancam kekurangan pangan yang parah dan kebanyakan pekerja publik, termasuk dokter dan guru, tidak dibayar selama berbulan-bulan.
#Sri Lanka #Turki #Myanmar