Jakarta, MI – Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono menilai mega proyek kereta cepat Jakarta – Bandung adalah pemborosan anggaran. Bagaimana tidak, proyek tersebut tak sesuai komitmen awal Pemerintah untuk tidak menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
“Begitu juga pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, belakangan ini telah diputuskan adanya alokasi penyertaan modal negara dari APBN, triliunan rupiah. Padahal pada awalnya pemerintah berjanji tidak mengambil satu sen pun dari APBN,” ucapnya di JCC Senayan Jakarta, Jum’at, (16/9).
AHY menjelaskan bahwa ini suatu hal yang tidak bijaksana dan tidak konsisten sehingga mega proyek kereta cepat Jakarta – Bandung ini anggarannya mengalami pembengkakan serta projek tersebut tidak bisa dihentikan sementara pekerjaan berjalan karena akan berakibat terhadap kerugian negara.
“Demokrat menyarankan agar dalam membangun megaproyek perencanaan harus matang sehingga tidak mudah berubah di tengah jalan yang bisa merugikan keuangan negara dan memberatkan pemerintah sendiri. Indonesia tentu tidak boleh terus-menerus menambah utangnya. Juga sangat tidak bijaksana jika megaproyek itu didanai dari utang. Utang ini justru akan menambah beban fiskal kita. Apalagi kita telah menghadapi krisis dan tekanan ekonomi yang berat,” tuturnya.
Oleh karena itu, sambungnya, apabila Partai Demokrat nanti menang dalam pemilu 2024 mendatang maka akan memfokuskan pembangunan sumber daya manusia ketimbang infrastruktur, karena baginya Infrastruktur itu bisa dilakukan secara bertahap dengan pengelolaan sesuai anggaran yang diporsikan.
“Kita harus mencegah penggunaan dana utang yang terlalu besar. Utang Indonesia delapan tahun terakhir meningkat tajam, jauh di atas keamanan fiskal kita. Utang Indonesia saat ini sebesar Rp 7.163 triliun atau meningkat Rp 4.500 triliun,” bebernya.
Dia juga mengingatkan dengan adanya prioritas pembangunan terhadap sumber daya manusia akan menjadikan masyarakat kita lebih mandiri dan berpotensi untuk membuka lapangan pekerjaan kedepannya.
“Ini menjadi masalah risiko tersendiri bagi perekonomian kita. Sebab, di samping membebani pemerintah-pemerintah akan mendatang juga berbahaya jika perekonomian global dan nasional terguncang dalam krisis. Ingat utang yang besar bisa akibatkan death crisis atau krisis utang yang pada gilirannya bisa memicu utang ekonomi secara nasional,” pungkasnya. [Adi]
Kereta Cepat