• Home
  • Nasional
  • Nusantara
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Index
  • Mi Podcast
  • MI Channel
Menu
  • Home
  • Nasional
  • Nusantara
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Index
  • Mi Podcast
  • MI Channel
Search
Close
Search
Close
  • Home
  • Nasional
  • Nusantara
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Index
  • Mi Podcast
  • MI Channel
Menu
  • Home
  • Nasional
  • Nusantara
  • Hukum
  • Politik
  • Ekonomi
  • Index
  • Mi Podcast
  • MI Channel
Home Ragam Opini

Saling Kunci dan Saling Goda, Fenomena Menarik Menjelang Pilpres 2024.

John Oktaveri by John Oktaveri
21/11/2022 15:21
in Opini
Pilpres 2024

John A. Oktaveri /Jurnalis Senior Monitor Indonesia

Jakarta, MI – Saling kunci dan saling goda di antara partai politik untuk membangun kolisi agar bisa mengajukan pasangan calon presiden dan wakil presiden kian terlihat meskipun pemilihan presiden akan digelar lebih dari dua tahun lagi.

Bagaimana tidak? Dua fenomena tersebut selalu terjadi setiap menjelang pemilihan presiden, akan tetapi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 kondisinya agak berbeda. Pasalnya, tidak ada lagi calon petahana yang punya elektabilitas di atas 30 persen alias meyakinkan sehingga semua partai politik dan figur calon presiden lebih sibuk mencari dukungan politik terlepas dari apakah sang figur sudah punya modal sosial yang kuat atau punya partai politik pendukung yang mapan.

Sedangkan dari sisi partai politik, hal yang sama juga terjadi karena lemahnya identitas partai maupun ideologi dari para pemilih sehingga tidak mudah untuk mendapat dukungan politik dari publik. Lemahnya identitas partai dan kesetiaan pada ideologi tertentu terlihat dari berubah-ubahnya selera pemilih setiap pemilu kalau tidak mau disebut massifnya suara mengambang dalam setiap perhelatan demokrasi tersebut.

Fenomena “Koalisi Perubahan” yang sedang diupayakan Partai Nasdem bersama Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi contoh sempurna dari upaya saling kunci dan saling goda menjelang Pilpres 2024.

Pasalnya, koalisi itu batal dideklarasikan pada 10 November lalu meskipun sebelumnya sempat digembar-gemborkan deklarasi tiga partai itu akan bersamaan dengan peringatan Hari Pahlawan. Padahal, koalisi itu digadang-gadang mengusung mantan gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024 yang sebelumnya telah dideklarasikan Partai Nasdem.

BacaJuga

Kemenkeu Tidak Kompeten Sidik Dugaan Pencucian Uang

Apakah Tahun Buku 2022 PT Jakpro Rugi?

Menarik apa yang disampaikan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno saat menganalisa persoalan tersebut. Dia memaparkan tiga analisa mengapa deklarasi Koalisi Perubahan batal dideklarasikan pada Hari Pahlawan.

Pertama, terkait sosok calon wakil presiden (cawapres) karena salah satu faktor penentu elektabilitas pada pilpres adalah sosol orang kedua tersebut pada setiap pemilu.

Partai Demokrat diketahui mengusulkan Ketu Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), sedangkan dari PKS menjagokan Ahmad Heryawan (Aher), Wakil Ketua Majelis Syuro PKS sebagai bakal cawapres.

“Apakah AHY, ataukah Aher yang layak mendampingi Anies. Sangat rasional jika dua partai ini saling berebut cawapres karena posisinya saling mengunci,” kata Adi beberapa waktu lalu.

Apa yang dikatakan Adi cukup beralsan. Pasalnya, kolaborasi yang intens antara ketiga partai menjadi syarat mutlak karena saling membutuhkan satu dengan yang lain secara setara dan seimbang. Artinya, Partai Nasdem tidak bisa mengusung Anies sebagai capres jika Partai Demokrat atau PKS angkat kaki karena tidak memenuhi ambang batas 20 persen gabungan suara partai politik atau 25 persen raihan suara secara nasional pada Pemilu 2019.

Belum lagi di antara ketiga partai itu tidak ada yang paling dominan karena ketiganya relatif punya kekuatan yang sama dari segi perolehan Pileg 2019 lalu. Karena itulah wajar apabila negosiasinya panjang.

Alasan kedua, kata Adi, adalah efek ekor jas yang diduga akan membuat basis pemilih PKS beralih ke Nasdem karena faktor partai besutan Surya Paloh itu yang mengusung pertama kali sosok Anies sebagai Capres 2024. Dalam konteks itu PKS perlu menahan basis pemilihnya agar tidak “berpindah ke lain hati”. Begitu juga dengan Demokrat, sebagian pemilihnya mulai juga ada yang melarikan dukungannya ke Nasdem.

Hanya saja hal itu berbeda dengan Demokrat. Partai itu agaknya diuntungkan oleh figur AHY yang dipersonifikasi bakal maju di 2024 sehingga efeknya minim.

“Alasan ketiga mengapa deklarasi Koalisi Perubahan diundur adalah untuk mendapatkan respons publik untuk menemukan momentum tepat,” katanya.

Menurut Adi, ketiga partai tersebut harus mencari titik temu agar bisa mendeklarasikan Koalisi Perubahan. Alasannya, dua partai politik calon anggota Koalisi Perubahan ini juga ternyata digoda oleh koalisi lain.

PKS digoda untuk bergabung dengan koalisi Gerindra-PKB dengan iming-iming yang katanya cukup fantastis. Sedangkan Demokrat juga digoda untuk bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Menariknya, KIB merupakan kumpulan partai politik pendukung pemerintah yang sama-sama ada di Kabinet Indonesia Maju. Karena itu sulit dibantah kalu koalisi itu telah mendapat restu dari Presiden Joko Widodo. Bukan tidak mungkin KIB punya tawaran kepada Presiden Jokowi untuk melanjutkan program pembangunan yang telah berjalan selama ini.

Hanya saja, sekali lagi, akibat kuatnya saling goda dan saling kunci, KIB pun belum bisa memutuskan siapa yang bakal jadi capres dari koalisi yang sudah terbentuk tersebut. Apakah fenomena ini akan semakin kental hingga Pilpres 2024 digelar? Kita tunggu saja!

Baca Juga

  1. NasDem Ungkap Respons Anies Baswedan Usai Masuk 3 Kandidat Capres 2024
Tags: Anies BaswedanpemiluPilpres 2024
Previous Post

Usai Gempa Guncang Cianjur, Sejumlah Bangunan Rusak Parah

Next Post

2 Orang Tewas Gegara Gempa di Cianjur

Related Posts

Yan Harahap: Demokrat Beri Keleluasaan Komunikasi dengan Parpol Lain
Politik

Yan Harahap: Demokrat Beri Keleluasaan Komunikasi dengan Parpol Lain

01/04/2023 12:19
Ketua DPRD, Biaya Operasional JIS Peninggalan Anies Tembus Rp 220 Miliar, Ketua DPRD DKI Jakarta Singgung Babi Ngepet
Berita Utama

Biaya Operasional JIS Peninggalan Anies Tembus Rp 220 Miliar, Ketua DPRD DKI Jakarta Singgung Babi Ngepet

31/03/2023 22:36
Cawapres Anies Baswedan di Last Minute
Politik

Cawapres Anies Baswedan di Last Minute

30/03/2023 21:13
Bawaslu Tidak Temukan Pelanggaran Saat KPP Deklarasi
Pemilu 2024

Bawaslu Tidak Temukan Pelanggaran Saat KPP Deklarasi

28/03/2023 14:38
Peluang AHY Melemah Jadi Cawapres Anies
Politik

Peluang AHY Melemah Jadi Cawapres Anies

27/03/2023 09:10
Partai Demokrat Sulit Keluar dari KPP
Politik

Partai Demokrat Sulit Keluar dari KPP

27/03/2023 08:33
Next Post
Korban Tewas Akibat Gempa Cianjur Bertambah Jadi 14 Orang

2 Orang Tewas Gegara Gempa di Cianjur

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Mahfud MD, Benny K Harman Menenggarai Mahfud MD Punya Motif Politik, Mahfud MD: Akhirnya Clear Kan? Wamenkeu Akui TPPU Rp 349 Triliun 

Mahfud MD: Akhirnya Clear Kan? Wamenkeu Akui TPPU Rp 349 Triliun 

31/03/2023 23:22
Mantan Pemain Persib Bandung Jadi Korban Penyerangan Tentara Israel Pada Laga Final Piala Liga Palestina 2023

Mantan Pemain Persib Bandung Jadi Korban Penyerangan Tentara Israel di Laga Final Piala Liga Palestina 2023

31/03/2023 21:55
Indef Sarankan DPR Segera Bentuk Pansus Agar Isu Transaksi Jumbo Tidak Liar

Selama 8 Tahun Terakhir, Rp 4.000 Triliun Pajak dan Bea Ditilep!

30/03/2023 22:24
Prakerin SMK Multimedia Sumbangsih Usai

Prakerin SMK Multimedia Sumbangsih Usai

31/03/2023 19:48
Otsus, 69 Pegawai Kemenkeu Terancam Dipecat, Gurita Korupsi di Kemenkeu: Jadi Ingat Kata Kapolri Sigit, Ikan Busuk Dimulai dari Kepala, Dugaan TPPU Kemenkeu Bak "Hilang Ditelan Bumi" Usai Konferensi Pers?,Inilah Sosok Mantan Pegawai Kemenkeu yang Tersangkut Transaksi Gelap Rp 349 Triliun

Inilah Sosok Mantan Pegawai Kemenkeu yang Tersangkut Transaksi Gelap Rp 349 Triliun

01/04/2023 01:24
Menteri BUMN Erick Thohir

Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Uchok Sky: Erick Thohir Nginjak Ranjau Babi

01/04/2023 18:05
Andrew Tate dan Tristan Tate Dipindahkan ke Tahanan Rumah

Andrew Tate dan Tristan Tate Dipindahkan ke Tahanan Rumah

01/04/2023 17:07
Kakanwil Kemenkumham DKI Sholat Tarawih Bersama Warga Binaan di Lapas Narkotika Jakarta

Kakanwil Kemenkumham DKI Salat Tarawih Bersama Warga Binaan di Lapas Narkotika Jakarta

01/04/2023 16:55
Partai di KIB Saling Bermanuver, Tanda-tanda Pecah?

Partai di KIB Saling Bermanuver, Tanda-tanda Pecah?

01/04/2023 16:10
Kapankah Rafael Alun Trisambodo Pakai Rompi Orange KPK?

Kapankah Rafael Alun Trisambodo Pakai Rompi Orange KPK?

01/04/2023 15:49
Jadwal Imsakiyah Bulan Puasa

Recent News

Menteri BUMN Erick Thohir

Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Uchok Sky: Erick Thohir Nginjak Ranjau Babi

01/04/2023 18:05
Andrew Tate dan Tristan Tate Dipindahkan ke Tahanan Rumah

Andrew Tate dan Tristan Tate Dipindahkan ke Tahanan Rumah

01/04/2023 17:07
Kakanwil Kemenkumham DKI Sholat Tarawih Bersama Warga Binaan di Lapas Narkotika Jakarta

Kakanwil Kemenkumham DKI Salat Tarawih Bersama Warga Binaan di Lapas Narkotika Jakarta

01/04/2023 16:55
Partai di KIB Saling Bermanuver, Tanda-tanda Pecah?

Partai di KIB Saling Bermanuver, Tanda-tanda Pecah?

01/04/2023 16:10
monitorpemilu

Follow Us

Facebook Twitter Youtube Instagram Tiktok

Telusuri

Download Sekarang

Sport

Bola

Hiburan

Health

Lifestyle

Hobi

Pendidikan

Teknologi

Otomotif

Global

Metropolitan

Rubrik

All Rights Reserved by monitorindonesia.com © 2022

  • Redaksi
  • Tentang Kami
  • Kode Etik
  • S0P Wartawan
  • Disclaimer
  • Dewan Pers
  • Pedoman Pemberitaan

Follow Us

Facebook Twitter Youtube Instagram Tiktok

Telusuri

Sport

Bola

Hiburan

Health

Lifestyle

Hobi

Pendidikan

Teknologi

Otomotif

Global

Metropolitan

Rubrik

Download Sekarang

Redaksi • Tentang Kami • Kode Etik • SOP Wartawan • Disclaimer • Dewan Pers • Pedoman Pemberitaan

All Rights Reserved by monitorindonesia.com © 2022

top-scroll