Jakarta, MI – Spotify Technology berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawannya pada pekan ini. Hal itu dilakukan untuk mengurangi biaya operasional.
Namun, Spotify belum memberi tahu berapa jumlah karyawan yang akan terkena PHK.
Dilansir dari Bloomberg, Spotify pada bulan Oktober tahun lalu, telah memberhentikan 38 staf dari studio podcast Gimlet Media dan Parcast. Raksasa streaming musik itu diketahui memiliki sekitar 9.800 karyawan, menurut laporan pendapatan kuartal ketiganya.
Perusahaan teknologi menambah jumlah karyawan mereka selama pandemi, tetapi terpaksa melakukan pengurangan sebagai tanggapan atas penurunan pendapatan iklan dan prospek ekonomi yang goyah.
Amazon.com, Meta dan Microsoft Corp adalah di antara perusahaan terbesar yang mengumumkan pengurangan staf baru-baru ini, sementara induk Google Alphabet Inc. mengatakan pada hari Jumat akan memangkas sekitar 12.000 pekerjaan, lebih dari 6 persen dari tenaga kerja globalnya.
Seorang juru bicara Spotify menolak mengomentari pemotongan yang akan datang.
Perusahaan membuat komitmen besar untuk program podcasting mulai tahun 2019. Perusahaan menghabiskan lebih dari satu miliar dolar untuk mengakuisisi jaringan podcast, membuat perangkat lunak, layanan hosting, dan hak atas acara populer seperti The Joe Rogan Experience dan Armchair Expert.
Para investor yang menanamkan modalnya di aplikasi tersebut malah tak kunjung menerima keuntungan sejak tahun tersebut. Saham Spotify pun jatuh sebanyak 66 persen pada 2022.
Eksekutif Spotify mengatakan pada bulan Juni bisnis podcastnya akan menguntungkan dalam satu hingga dua tahun ke depan.