Kerusuhan di Afrika Selatan Tewaskan 117 Orang, 22.000 Tentara Dikerahkan

mbahdot
mbahdot
Diperbarui 16 Juli 2021 14:38 WIB
Monitorindonesia.com - Pemerintah Afrika Selatan mulai mengerahkan lebih dari 22.000 tentara untuk membantu polisi dalam meredam kerusuhan yang telah terjadi seminggu terakhir. Pihak berwenang Afrika Selatan melaporkan kerusuhan dan penjarahan menyusul pemenjaraan mantan Presiden Jacob Zuma telah menewaskan setidaknya 117 orang. Kejadian ini merupakan salah satu pengerahan tentara terbesar sejak berakhirnya kekuasaan minoritas kulit putih pada tahun 1994. Pemerintah mengatakan 10.000 tentara turun ke jalan pada Kamis (15/7/2021) pagi. Sedangkan Angkatan Pertahanan Nasional Afrika Selatan juga telah memanggil semua pasukan cadangannya yang terdiri dari 12.000 tentara. Konvoi lebih dari 12 kendaraan pengangkut personel lapis baja membawa tentara ke provinsi Gauteng. Provinsi itu merupakan yang terpadat di Afrika Selatan yang meliputi kota terbesar, Johannesburg, dan ibu kota eksekutif, Pretoria. Bus, truk, pesawat terbang dan helikopter juga digunakan untuk pengerahan pasukan ke tempat-tempat bermasalah di provinsi Gauteng dan KwaZulu-Natal yang telah mengalami kekerasan selama seminggu terakhir di daerah-daerah yang sebagian besar adalah pemukiman masyarakat miskin. Kerusuhan, yang dimulai Jumat (9/7/2021) lalu, dipicu oleh pemenjaraan mantan Presiden Zuma tetapi kemudian melebar menjadi aksi protes atas ketidaksetaraan dan kemiskinan. Menurut seorang menteri kabinet, Khumbudzo Ntshavheni, lebih dari 2.200 orang telah ditangkap. Akan tetapi dia menambahkan bahwa Johannesburg sekarang “relatif tenang”. "Sedangkan di Provinsi KwaZulu-Natal situasi tetap tidak stabil, tetapi jauh lebih baik dan bergerak menuju stabil." kata Khumbudzo seperti dilansir aljazeera.com, Jumat (16/7/2021).   Sumber : aljazeera.com

Topik:

Afrika Selatan Kerusuhan Penjarahan Tentara