Pasien Covid-19 Dipukuli, Ini Penjelasan Polres Toba

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 25 Juli 2021 01:32 WIB
Toba, Monitorindonesia.com - Kasubbag Humas Polres Kabupaten Toba Iptu Bungaran Samosir menjelaskan, peristiwa penganiayaan Salamat Sianipar (45) dipicu kemarahan warga karena ulah pasien Covid-19. Salamat Sianipar yang diduga depresi mencoba mendekati warga karena ingin menularkan penyakitnya sehingga warga khawatir tertular Covid-19. Bungaran pun menjelaskan detail kronologi kejadian yang menimpa warga Dusun III, Desa Pardomuan, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba, Provinsi Sumatra Utara (Sumut) tersebut. Awalnya Salamat dinyatakan positif terpapar Covid-19 berdasarkan hasil tes swab antigen pada Rabu (21/7/2021) lalu di Klinik IT DEL Laguboti Toba. Selanjutnya, Salamat isolasi mandiri di sebuah gubuk tanpa penerangan listrik di desanya. Sekitar pukul 17.00 WIB di hari yang sama, pasien keluar dari tempat isolasi mandiri. Salamat pun datang ke rumahnya yang beralamat di Dusun III, Desa Pardomuan Silaen, Toba. Kondisinya saat itu depresi dan disebut ingin menularkan Covid-19 ke warga setempat. Pasien yang diduga depresi meludahi tangannya serta ingin menyentuh masyarakat sekitar Desa Pardomuan agar ikut terpapar Covid-19. "Masyarakat marah dan memukulnya dengan kayu hingga dia (pasien) melarikan diri ke hutan yang tak jauh dari Desa tempat tinggalnya," jelas Bungaran Samosir, Sabtu (24/7/2021). Pada Jumat (23/7/2021) kemarin, sekitar pukul 10.00 WIB, Salamat diamankan masyarakat setempat dari depan sebuah Gereja di desa itu. Warga selanjutnya mengantarkan Salamat ke Rumah Sakit Porsea Toba. Namun, pasien malah kabut dari rumah sakit. Pada Sabtu (24/7/2021), sekitar 11.30 WIB, warga menemukan Salamat Sianipar di depan Perumahan Del Sitorus, tepatnya si Desa Siantar Narumonda VI, Kecamatan Siantar Narumonda, Toba. "Warga kemudian membawanya ke Puskesmas Silaen. Namun karena masyarakat Desa Pardomuan Silaen Toba merasa ketakutan akan penyebaran Covid-19 serta mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pasien terpapar Covid-19 itu dibawa ke Rumah Sakit Porsea untuk dirawat," kata Iptu Bungaran Samosir. #pasien Covid-19 Sebelumnya, video Salamat Sianipar mendapat penganiayaan di-posting oleh keponakannya, Jhosua Lubis di Instagram. Dia merasa geram akan kejadian memilukan itu menimpa paman itu. "Awalnya tulang (paman) saya terkena Covid-19. Dokter menyuruh isolasi mandiri," katanya. Namun, masyarakat setempat tidak terima Salamat yang positif Covid-19 menjalani isolasi mandiri. Dia malah dijauhkan dari kampungnya, Bulu Silape dan tidak bisa pulang ke rumahnya. Parahnya lagi, kata Jhosua, Salamat diikat dan dipukuli warga setempat. "Masyarakat tidak terima, akhirnya dia dijauhkan dari Kampung Bulu Silape. Dia kembali lagi ke rumahnya, tetapi masyarakat tidak terima. Malah masyarakat mengikat dan memukuli dia. Seperti hewan dan tidak ada rasa manusiawi," kata Jhosua.[Lin] #pasien Covid-19

Topik:

pasien covid-19 Dipukuli Polres Toba