China Bersama Taliban Segera Buka Tambang Langka di Afganistan

Adrian Calvin
Adrian Calvin
Diperbarui 19 Agustus 2021 03:31 WIB
Monitorindonesia.com - China akan segera menguasai Afghanistan bersama pemberontak Taliban dengan menambang mineral langka (rare earth) setelah penarikan militer Amerika Serikat (AS). Mineral langka akan menjadi bahan baku pembuatan komponen untuk berbagai peralatan elektronik, pesawat, hingga rudal canggih. “China akan masuk. Ada mineral langka di (Afghanistan). Saya tidak tahu mengapa kita tidak bekerja sama dengan Afghanistan untuk mengembangkan itu, tetapi kita tidak pernah melakukannya,” ujar anggota parlemen dari Partai Republik di Komite Urusan Luar Negeri DPR AS Michael McCaul dalam wawancara dengan Washington Post. “Dan sekarang, Anda akan meminta China untuk menambang mineral langka ini,” papar dia. McCaul mengatakan sebagai hasilnya, China adalah pemenang dan Amerika Serikat yang kalah dalam situasi ini. Sama seperti halnya rakyat Afghanistan yang kalah oleh Taliban. “Dia Taliban akan mendapat keuntungan tak terduga yang besar dari ini yang akan mereka masukkan ke dalam pendanaan teroris,” katanya. Pada 2017, mantan Presiden AS Donald Trump bertemu dengan Presiden Afghanistan saat itu Ashraf Ghani sepakat bahwa ada peluang bagi perusahaan AS untuk mengembangkan mineral langka Afghanistan dengan cepat sebagai cara mengimbangi biaya perang di sana. Namun, laporan yang ditulis Inspektur Jenderal Khusus AS untuk Rekonstruksi Afghanistan pada Agustus 2018 mengatakan ambisi itu gagal terwujud karena “pemrograman sektor ekstraktif” AS tetap relatif minim. Tiga hari terakhir, Taliban telah berhasil merebut ibukota Kabul. Bahkan, Presiden Afghanistan telah melarikan diri ke luar negeri pasca serangan pemberontak.[Lin]  

Topik:

China-Taliban Kuasai Tambang Afganistan