Mantan Presiden Sri Lanka Ajukan Permohonan Masuk Thailand

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 11 Agustus 2022 11:16 WIB
Jakarta, MI - Thailand menerima permintaan dari mantan Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa untuk masuk ke negara itu, kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tanee Sangrat dalam sebuah posting media sosial kemarin. Rajapaksa saat ini berada di Singapura setelah melarikan diri dari Sri Lanka pada bulan Juli di tengah protes massal anti-pemerintah. Sangrat mengatakan bahwa sebagai pemegang paspor diplomatik Sri Lanka, Rajapaksa dapat memasuki Thailand tanpa visa hingga 90 hari. Dia bisa tinggal di sana untuk sementara dan tidak perlu mencari suaka politik. Akan tetapi Sangrat tidak menyebutkan kapan Rajapaksa berniat melakukan perjalanan ke Thailand sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (11/8). Rajapaksa tiba di Singapura pada 14 Juli, setelah awalnya melarikan diri dari Sri Lanka ke Maladewa, beberapa hari setelah pengunjuk rasa yang marah menyerbu kediaman dan kantor resminya untuk menuntut dia mundur karena dugaan salah urus ekonomi. Rajapaksa kemudian mengajukan pengunduran dirinya dari Singapura. Kemarahan tumbuh di Sri Lanka selama berbulan-bulan setelah cadangan devisa negara itu anjlok ke rekor terendah. Dolar milik negara itu hampir habis untuk membayar impor penting termasuk makanan, obat-obatan dan bahan bakar. Hengkangnya mantan pemimpin itu dengan tergesa-gesa bulan lalu merupakan momen bersejarah bagi negara berpenduduk 22 juta jiwa itu, yang telah dikuasai Rajapaksa dengan tangan besi selama hampir dua dekade terakhir sebelum kehilangan kepercayaan warganya. Rajapaksa bukanlah anggota keluarga pertama yang menjadi presiden. Saudaranya, Mahinda Rajapaksa, terpilih untuk jabatan puncak itu pada tahun 2005 dan mencapai status legendaris pada tahun 2009 ketika dia menyatakan kemenangan dalam perang saudara 26 tahun melawan pemberontak Tamil Eelam. Gotabaya Rajapaksa menjabat sebagai menteri pertahanan pada saat itu dan dituduh oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia melakukan kejahatan perang. Baru-baru ini, banyak orang Sri Lanka menuduh Rajapaksa salah menangani ekonomi negara. Mereka kemudian menyerbu istana kepresidenan dan ribuan orang Sri Lanka yang gembira berenang di kolam renang Gotabaya Rajapaksa, bernyanyi di ruang makannya, dan menari di sekitar halaman mewah dari salah satu bangunan yang paling dijaga ketat di negara itu.