LPSK Hentikan Perlindungan Richard, Reza Indragiri Beri Sindiran Menohok!

Albani Wijaya
Albani Wijaya
Diperbarui 12 Maret 2023 17:04 WIB
Jakarta, MI - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) mencabut perlindungn Richard Eliezer Pudihang Lumiu, terpidana perkara pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua. Keputusan itu diduga karena Richard Eliezer melakukan wawancara dengan salah satu stasiun televisi tanpa persetujuan LPSK. Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, membandingkan sosok Richard Eliezer dengan mantan anggota Brimob Norman Kamaru. Dalam analisisnya, Reza menyatakan, meskipun Richard mendapat peringanan hukuman bahkan status Justice Collaborator (JC), namun pada kenyataannya status hukumnya adalah terpidana pembunuhan berencana yang masa hukuman pidananya masih berlangsung. "Saya pribadi bahkan tidak melihat RE sebagai polisi ideal. Belum ada prestasinya. Dia belum layak menjadi sosok penegak hukum yang menginspirasi. Sebaliknya, RE adalah potret anggota kepolisian yang lemah dan berperilaku salah," sindir Reza, Minggu (11/3). Oleh karena itu, Reza pun bertanya-tanya tentang apa yang Eliezer bayangkan ingin dicapai dengan muncul di media selagi masih berstatus narapidana? Apa pula yang pantas dia bagikan kepada pemirsa? "Bandingkan dengan Norman Kamaru, walau kemudian mengambil jalan hidup yang keliru dengan keluar dari Polri, Norman masih sempat membagikan kegembiraan ke orang banyak," lanjutnya. [caption id="attachment_524901" align="alignnone" width="716"] Richard Eliezer Pudihang Lumiu alias Bharada E saat menjalani sidang etik, Rabu (22/2) (Foto: MI-Aswan/Repro)[/caption] Reza pun menyebut dengan status dan kondisi sedemikian rupa, seyogianya Eliezer melihat dunia dengan kacamata narapidana sekaligus pendosa. Bukan mindset selebritas apalagi polisi pahlawan. Reza juga menyarankan agar orang-orang di sekitar Bharada E perlu terus-menerus mengingatkan yang bersangkutan akan status dan kondisinya tersebut sampai masa pemenjaraannya berakhir. Selain itu, Reza menyebut di sepanjang kariernya, Eliezer harus selalu berpikir tentang bagaimana membayar kerugian yang telah masyarakat tanggung akibat memiliki aparat polisi yang ironisnya sekaligus pernah berstatus sebagai narapidana. Maka dari itu, ia berpendapat terhadap seorang JC yang telah salah membawa diri, status JC-nya memang sudah sepatutnya dicabut. "Dengan sikap salah kaprah yang dia peragakan, RE sama sekali tidak layak lagi memperoleh perlakuan istimewa. Jadi, LPSK sudah mengambil langkah tepat," ucapnya. Reza menambahkan, semestinya Richard Eliezer fokus pada program rehabilitasi di lapas dan dia berharap program itu ada. "Jangan menyepelekan program rehabilitasi. Hitung-hitungan di atas kertas, jika lewat risk assessment RE nantinya dinilai gagal menjalani program rehabilitasi, maka dia berisiko menjadi residivis," pungkasnya. (Nuramin) #LPSK Hentikan Perlindungan Richard

Topik:

LPSK Richard Eliezer Pudihang Lumiu

Berita Sebelumnya

Transaksi Gelap Rp 300 T Bukan Korupsi! MAKI Ungkap Kasus Kredit Macet yang Diterapkan TPPU 

Berita Selanjutnya

Hadi Tjahjanto Bakal Tindak Tegas Anak Buah Hedonis, Kepala BPN Jaktim Siap-siap Saja!

Berita Terkait

Hukum
Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman dalam Rapat Dengar Pendapat dengan LPSK (Foto: Rizal)

DPR Usulkan Peran LPSK Diperkuat dalam RUU KUHAP

17 Juni 2025 19:32 WIB

Monitor Hukum
Tri Yanto, eks pegawai Baznas Jabar dijadikan tersangka usai membongkar dugaan korupsi di bekas tempat kerjanya (Foto: Istimewa)

Berbagai Kasus Penyelewengan di Baznas, Kali Ini Pelapornya Tersangka!

31 Mei 2025 00:35 WIB