DPD Imbau Warga Tak Ragu Laporkan Pelecehan Seksual di Lembaga Pendidikan Islam

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 12 Desember 2021 16:50 WIB
Monitorindonesia.com- Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) AA LaNyalla Mahmud Mattalitti imbau warga tak ragu laporkan ke pemerintah jika mendapatkan kasus dugaan pelecehan seksual di lingkungan lembaga pendidikan Islam. Dalam hal ini, warga bisa melapor kepada Direktorat Pondok Pesantren Kementerian Agama. "Jangan biarkan kasus-kasus ini tumbuh subur karena ada pembiaran. Warga harus lebih kritis dan berani bersuara saat melihat telah terjadi kejanggalan," kata LaNyalla kepada wartawan dikutip pada, Minggu (12/12/2021). Menurut Senator asal Jawa Timur ini, kasus pelecehan seksual yang terjadi di Pesantren Manarul Huda Antapani oleh pengelola pesantren, Herry Wirawan terhadap 21 santriwati adalah tindakan yang tidak terpuji dan tidak pantas. “Bahkan lebih tepat disebut sebagai tindakan yang sungguh sangat bejat," tegasnya. Ia menyebut terdapat sejumlah kejanggalan di Pesantren Manarul Huda Antapani yang dikelolanya. Di antaranya, hanya ada satu orang pengajar, yakni pelaku. "Kejanggalan lain, lembaga tersebut tidak mengeluarkan ijazah. Ia justru memaksa orangtua murid membantu pembangunan pesantrennya, para santri harus memasak bergantian. Selain itu, tidak terdapat guru lain, kalaupun ada hanya datang sesekali karena dipanggil pelaku," jelasnya. Kasus ini bukan hanya mencoreng dan menjatuhkan kewibawaan dunia pesantren. Tindakan pelaku adalah kejahatan besar, baik terhadap agama maupun terhadap manusia, yakni anak-anak yang masih di bawah umur. Akibat tindakan pelaku, para santriwati yang menjadi korban mengalami trauma. Selain itu, kasus ini dapat menimbulkan masalah baru bagi anak hasil perkosaan tersebut. "Untuk itu, saya meminta pemerintah mengevaluasi pendidikan di pondok pesatren dan selektif dalam pendirian suatu lembaga berkedok pendidikan agama. Harus ada pengawasan yang serius agar kejadian ini tidak terulang di kemudian hari," katanya. Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu khawatir kasus ini menjadi fenomena gunung es. "Artinya, kita khawatir banyak oknum yang melakukan modus yang sama di tempat yang lain. Sehingga akan banyak korban bermunculan," pungkasnya.   (Wawan)