Indonesia Ajak Negara Anggota G20 Berkolaborasi Percepat Transisi Energi

Aan Sutisna
Aan Sutisna
Diperbarui 14 Juli 2022 14:54 WIB
Bali, MI – Indonesia mengajak negara anggota G20 berkolaborasi dalam penurunan emisi karbon demi mencapai target Carbon Neutral pada 2060. Dalam Road to G20 Dialogue “The Global Blended Finance Alliance for MSMEs and Energy Transition” Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan dunia tidak perlu meragukan komitmen Indonesia dalam penurunan emisi global. Sebagai tuan rumah Presidensi G20, Indonesia sudah menjalankan roadmap-nya. Namun, kata Luhut, upaya tersebut perlu dukungan negara lain. Seperti pemulihan ekonomi global dari pandemi Covid-19, kolaborasi yang sama mestinya diterapkan dalam target pengurangan emisi. "Butuh kolaborasi yang konkret, baik pendanaan, juga sharing teknologi yang sejalan dengan cita-cita global," ujar Luhut dalam keterangan rsmi, Kamis (14/7). Ia menyampaikan bahwa PLN sebagai ujung tombak transisi energi di Tanah Air dan mendorong negara-negara G20 menjalin kolaborasi. Dirut PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan telah menjalankan transisi energi dengan membangun pembangkit energi baru terbarukan dan secara bertahap memmensiunkan pembangkit berbasis batu bara. Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030 ditargetkan pembangkit EBT sekitar 51,6 persen. PLN membutuhkan dukungan pembiayaan berbunga rendah hingga 500 miliar dolar AS. "Karena seluruh upaya akan bedampak langsung pada dunia. Emisi karbon di Bali akan berdampak pada Eropa dan Jepang. Makanya upaya menurunkan emisi yang akan berdampak pada dunia perlu dukungan," tegas Darmawan. Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman menjelaskan transisi energi Indonesia ditangani PLN sebagai pemain utama menekan ketergantungan pada energi berbasis fosil. Luky menjelaskan, Indonesia mendorong skema Blended Finance untuk menemukan pembiayaan yang optimal dengan mengombinasikan beberapa sumber pendanaan dalam satu proyek dari anggaran pemerintah, pihak swasta, dan donor. Asian Development Bank (ADB) mengaku selama ini sudah bekerja sama dengan Indonesia dalam proyek energi bersih. "Kami mengajak semua pihak mempunyai semangat yang sama untuk menjawab kebutuhan Indonesia," ujar Vice President for East Asia, Asian Development Bank, Ahmed Saeed. Komitmen ADB terwujud dalam pembiayaan proyek kelistrikan PLN sebesar USD 600 juta yang sudah disepakati Mei 2022 silam. Pembiayaan ADB dimanfaatkan PLN untuk memperkuat jaringan transmisi di Indonesia dan juga pembangunan pembangkit berbasis EBT. [iwah]

Topik:

PLN Luhut Binsar Pandjaitan kemenkeu Transisi Energi asian development bank