Erick Thohir Sebut LPG Tak Dihapus Meski Ada Program Kompor Listrik

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 25 September 2022 10:49 WIB
Jakarta, MI - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan LPG tidak akan dihapuskan meski ada program konversi ke kompor listrik, hanya saja penggunaannya akan dikurangi. Hal itu dilakukan untuk mengurangi biaya impor yang membebani keuangan negara. "LPG bukan berarti kita harus hapuskan, tidak mungkin. Tapi harus kita seimbangkan," kata Erick Thohir kepada wartawan, Jumat (23/9) lalu. Perihal konversi kompor listrik yang sedang hangat dibicarakan masyarakat, menurut Menteri BUMN itu, konversi dilakukan kepada masyarakat yang berminat saja. Misalnya, kepada rumah tangga yang diisi anak muda. Erick menilai, anak muda nampaknya menginginkan sesuatu yang sederhana dan tidak rumit. Termasuk dalam penggunaan kompor sebagai alat masak, dia menilai penggunaan kompor dengan LPG terlalu ribet. "Kalau ada yg berkeinginan mengganti kompor listrik, misalnya anak-anak muda Indonesia, kan anak-anak muda ini nggak mau ribet. Di mana kompor LPG-nya dicolok, ditukar, dibeli, anak muda biasanya nggak mau ribet kan. Nah dengan kompor listrik kan mereka bisa langsung proses," ujarnya. Erick Thohir menyebutkan selama ini impor LPG kelewat besar, yakni mencapai Rp70 triliun setiap tahunnya. Pemerintah berencana melakukan konversi gas LPG 3 kg ke kompor listrik. Uji coba sudah dilakukan di dua kota, Solo dan Denpasar, dengan membagikan 2.000 unit kompor listrik. Pemerintah juga berencana membagikan paket kompor listrik kepada 300 ribu rumah tangga yang menjadi sasaran tahun ini. Rumah tangga penerima paket kompor listrik ini adalah yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Topik:

Erick Thohir lpg Kompor Listrik