Harga Minyak Terus Meredup Akibat Konflik OPEC +

Rendy Bimantara
Rendy Bimantara
Diperbarui 24 November 2023 21:52 WIB
Ilustrasi Negara Anggota OPEC (Foto: Istock)
Ilustrasi Negara Anggota OPEC (Foto: Istock)

Jakarta, MI - Harga minyak mentah terus meredup  setelah OPEC+ menunda pertemuan penting karena perselisihan kuota produksi. Hal Ini menyebabkan kebijakan produksi kelompok tersebut menjadi tidak pasti untuk 2024.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (24/11), harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Januari 2024 melemah -0,75% atau -0,58 poin menjadi US$76,52 per barel pada pukul 14.01 WIB.

 Harga minyak mentah WTI berada di bawah US$77 per barel setelah libur Thanksgiving Kemudian, harga minyak Brent kontrak Januari 2024 menguat 0,07% atau 0,06 poin ke US$81,48 per barel, sedangkan harga minyak Brent stabil di atas US$81 per barel setelah turun 1,3% selama dua sesi sebelumnya.

Arab Saudi dan sekutunya berselisih mengenai kuota produksi untuk anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak. Sebuah pertemuan yang semula dijadwalkan akhir pekan ini telah ditunda hingga 30 November 2023, dan kabar terakhir pertemuan akan diadakan secara daring.

Harga minyak mentah berada di jalur penurunan bulanan berturut-turut, dengan harga turun sekitar 16% dari level tertingginya pada akhir September 2023. 

Penurunan ini didorong oleh tanda-tanda peningkatan pasokan dari negara-negara non-OPEC+, stok Amerika Serikat (AS) yang meningkat dan memudarnya premi yang dihasilkan oleh perang Israel-Hamas. Sementara itu International Energy Agency (IEA) melihat pasar akan kembali surplus pada 2024.

"Awan gelap membayangi pertumbuhan permintaan untuk tahun depan, sehingga pasar membutuhkan batasan pasokan yang lebih kuat," jelas kepala analis energi yang berbasis di Beijing di SDIC Essence Futures Co., Gao Mingyu.

Sebelum penundaan ini, para trader minyak mengira bahwa Arab Saudi bersiap-siap untuk mengumumkan perpanjangan pemangkasan sepihak sebesar 1 juta barel per hari. Selain itu, diperkirakan bahwa Arab Saudi dapat mendorong anggota lain untuk menerapkan pembatasan tambahan. Namun, karena perselisihan, hasil keputusannya menjadi tidak jelas. (Ran)