Jika Emisi Global Terus Berlanjut, 11 Kota Ini Terancam Tenggelam

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 20 Desember 2023 19:59 WIB
Jalan Jenderal Sudirman (Foto: MI/Nuramin)
Jalan Jenderal Sudirman (Foto: MI/Nuramin)

Jakarta, MI - Berdasarkan perkiraan konservatif, kota-kota di seluruh dunia akan mengalami banjir setinggi lebih dari 6 kaki pada tahun 2100. National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) memperkirakan bahwa permukaan air laut akan naik 10 hingga 12 kaki jika emisi global terus berlanjut.

Namun angka-angka ini hanyalah rata-rata, yang berarti beberapa wilayah akan mengalami tingkat yang lebih tinggi, sementara wilayah lainnya tidak terlalu terpengaruh. Dalam skenario iklim terburuk, beberapa kota bahkan mungkin akan hilang terendam air.

Setidaknya, ada 11 kota yang diprediksi akan menghilang karena tenggelam pada tahun 2100.

1. Jakarta, Indonesia

Jakarta tenggelam hingga 6,7 inci per tahun karena pemompaan air tanah yang berlebihan (yang menyebabkan perubahan tekanan dan volume yang menyebabkan tanah tenggelam). Sebagian besar kota ini diprediksi akan tenggelam lebih cepat pada tahun 2050.

Pemerintah Indonesia telah menyetujui rencana untuk memindahkan ibu kota sejauh 100 mil dari lokasinya saat ini di pulau Jawa untuk melindungi 10 juta penduduknya dari banjir yang lebih besar. Lokasi pemindahan tersebut bernama IKN di wilayah Kalimantan Timur. Pembangunan IKN diperkirakan membutuhkan waktu 15 hingga 20 tahun dengan target penyelesaian pada tahun 2045, dengan anggaran biaya sebesar Rp466 triliun.

2. Lagos, Nigeria

Garis pantai Lagos yang rendah terus terkikis, dan naiknya air laut akibat pemanasan global membuat kota terbesar di Afrika ini terancam banjir.

Sebuah studi tahun 2012 dari Universitas Plymouth menemukan bahwa kenaikan permukaan laut setinggi tiga hingga sembilan kaki akan "memiliki dampak yang sangat buruk terhadap aktivitas manusia di wilayah ini." Permukaan air laut global diperkirakan akan naik 6,6 kaki pada akhir abad ini.

3. Houston, Texas

Sebagian wilayah Houston tenggelam dengan kecepatan 2 inci per tahun karena pemompaan air tanah yang berlebihan.

Semakin tenggelamnya Houston, semakin rentan wilayah tersebut terhadap bencana yang semakin sering terjadi seperti Badai Harvey, yang merusak hampir 135.000 rumah dan membuat sekitar 30.000 orang mengungsi.

4. Dhaka, Bangladesh

Bangladesh menghasilkan 0,3% emisi yang berkontribusi terhadap perubahan iklim, namun negara ini menghadapi konsekuensi terbesar dari naiknya permukaan air laut, menurut The New York Times.

Lautan dapat membanjiri 17% daratan Bangladesh dan membuat sekitar 18 juta warganya mengungsi pada tahun 2050.

5. Venesia, Italia

Venesia tenggelam dengan kecepatan 0,08 inci setiap tahunnya. Italia mulai membangun penghalang banjir yang terdiri dari 78 gerbang di tiga saluran masuknya pada tahun 2003, yang dikenal sebagai Mose. Dan telah rampung pada tahun 2022.

Serangkaian badai pernah melanda Venesia pada tahun 2018, banjir tersebut merupakan yang terburuk yang pernah dialami kota ini dalam satu dekade terakhir.

6. Pantai Virginia, Virginia

Pantai Virginia merupakan salah satu daerah dengan tingkat kenaikan permukaan laut tercepat di Pantai Timur, yang memperhitungkan kenaikan permukaan air dan tenggelamnya daratan.

Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional memperkirakan bahwa Pantai Virginia akan mengalami kenaikan permukaan laut hingga hampir 12 kaki pada tahun 2100.

7. Bangkok, Thailand

Bangkok tenggelam dengan kecepatan lebih dari 1 sentimeter per tahun dan mungkin berada di bawah permukaan laut pada tahun 2030, menurut The Guardian.

Untuk membantu mencegah banjir, terutama selama musim hujan musim panas di Thailand, sebuah firma arsitektur membangun taman seluas 11 hektar yang dapat menampung hingga 1 juta galon air hujan yang disebut Taman Centenary Universitas Chulalongkorn.

8. New Orleans, Louisiana

Beberapa bagian New Orleans tenggelam dengan kecepatan 2 inci per tahun dan mungkin berada di bawah air pada tahun 2100, menurut penelitian NASA tahun 2016.

Beberapa bagian New Orleans juga berada 15 kaki di bawah permukaan laut, dan lokasinya yang berada di delta sungai meningkatkan kerentanan terhadap kenaikan permukaan laut dan banjir.

9. Rotterdam, Belanda

Menurut The New York Times, 90% kota Rotterdam berada di bawah permukaan laut. Ketika permukaan air laut naik, risiko banjir pun meningkat.

Seperti Taman Centenary Universitas Chulalongkorn di Bangkok, Belanda telah membangun "taman air" yang berfungsi ganda sebagai reservoir untuk kenaikan permukaan air dalam sebuah proyek yang disebut Room for the River, serta penghalang gelombang badai yang sangat besar.

10. Alexandria, Mesir

Pantai-pantai di Alexandria telah menghilang seiring dengan naiknya permukaan air laut. Laut Mediterania bisa naik setinggi 2 kaki pada tahun 2100, menurut NPR.

11. Miami, Florida

Permukaan air laut di Miami meningkat dengan kecepatan yang lebih cepat dibandingkan wilayah lain di dunia, sehingga mengakibatkan banjir, air minum yang terkontaminasi, dan kerusakan besar pada rumah dan jalan. Kota ini mungkin harus segera meningkatkan strukturnya agar tetap berada di atas air.