Ketua Banggar DPR Harap Bansos Redam Tekanan Ekonomi Rakyat

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 17 Maret 2024 22:57 WIB
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah. (Foto : Dok/Man)
Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah. (Foto : Dok/Man)

Jakarta, MI - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah berharap kepada pemerintah memastikan program bantuan sosial (bansos) dapat meredam tekanan ekonomi yang dihadapi rakyat. Hal itu menimbang masih tingginya harga sejumlah bahan kebutuhan pokok.

“Untuk rumah tangga miskin dan sangat miskin, pemerintah perlu memastikan seluruh program bansos terjangkau oleh mereka. Sebab, kenaikan harga kebutuhan pokok akan semakin menyulitkan kondisi perekonomian mereka. Program bansos kita harapkan menjadi peredam dari tekanan ekonomi yang mereka hadapi,” kata Said, Minggu (17/3/2024).

Dia menyebutkan harga beras di pasar internasional masih tinggi, yakni 17,8 Dolar AS per kuintal. Meski turun bila dibandingkan Februari yang sebesar 19 Dolar AS per kuintal, namun harga itu masih lebih tinggi dari catatan 2022 dan 2023.

Demikian pula dengan harga gula yang masih tercatat sebesar 22 Dolar AS per pound, lebih tinggi dari rata-rata harga tahun lalu yang berada di kisaran 18-22 per pound.

Sementara sejumlah bahan pangan lainnya, seperti jagung, kedelai, gandum, dan daging di pasar internasional menunjukkan tren penurunan. Tren ini yang menurutnya, perlu dioptimalkan pemerintah untuk mengamankan pasokan dalam negeri.

Terlebih, lanjut dia, saat ini telah memasuki momentum Ramadan yang akan disusul dengan Lebaran, di mana terdapat tren kenaikan harga bahan pokok dalam dua momentum ini.

“Kalau jangka pendek ketersediaan tidak bisa dipenuhi di dalam negeri, tentu tak ada pilihan selain impor. Namun, skema impornya juga harus diubah dari skema kuota menjadi tarif, untuk menjaga kegiatan impor dari perburuan renten,” tuturnya.

Dia juga menilai pemerintah perlu menggelar operasi pasar berskala besar untuk mencegah risiko penurunan daya beli masyarakat.