Tak Sehat, OJK Cabut Izin BPR Bali Artha Anugrah

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 5 April 2024 01:14 WIB
OJK Cabut Izin BPR Bali Artha Anugrah. [Foto: Dok MI]
OJK Cabut Izin BPR Bali Artha Anugrah. [Foto: Dok MI]

Jakarta, MI - Sebagai tindakan pengawasan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus menjaga dan memperkuat industri perbankan serta melindungi konsumen dengan cabut izin usaha PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bali Artha Anugrah. 

"Pencabutan izin ini sesuai dengan Keputusan Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor KEP-34/D.03/2024 per 4 April 2024," tulis OJK dalam siaran persnya Kamis (4/4/2024). 

OJK menjelaskan, pada 19 September 2023, OJK telah menetapkan PT BPR Bali Artha Anugrah dalam status pengawasan Bank Dalam Penyehatan dengan pertimbangan Tingkat Kesehatan memiliki predikat Tidak Sehat. Kemudian pada 19 Maret 2024, OJK menetapkan PT BPR Bali Artha Anugrah dalam status pengawasan Bank Dalam Resolusi dengan pertimbangan bahwa OJK telah memberikan waktu sesuai ketentuan kepada Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham BPR untuk melakukan upaya penyehatan termasuk mengatasi permasalahan Permodalan dan Likuiditas.

"Hal tersebut sesuai dengan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 28 Tahun 2023 tanggal 29 Desember 2023 tentang Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank Perekonomian Rakyat dan Bank Perekonomian Rakyat Syariah. Namun, Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham BPR tidak dapat melakukan penyehatan BPR," jelas OJK.

Oleh karena itu, berdasarkan Salinan Keputusan Anggota Dewan Komisioner Bidang Program Penjaminan Simpanan dan Resolusi Bank Nomor 58/ADK3/2024 per 2 April 2024 tentang Penyelesaian Bank Dalam Resolusi PT BPR Bali Artha Anugrah, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memutuskan untuk tidak melakukan penyelamatan terhadap PT BPR Bali Artha Anugrah dan meminta kepada OJK untuk mencabut izin usaha BPR.

OJK kemudian melakukan pencabutan izin usaha PT BPR Bali Artha Anugrah. Setelahnya, LPS akan menjalankan fungsi penjaminan dan melakukan proses likuidasi sesuai UU Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan dan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan.

OJK juga meminta kepada nasabah BPR agar tetap tenang. Sebab, dana masyarakat di Perbankan termasuk BPR dijamin LPS sesuai dengan ketentuan yang berlaku.