Pelemahan Cadangan Devisa RI Diprediksi Berlanjut, Rupiah Anjlok di 16.200/ US Dolar

Nicolas
Nicolas
Diperbarui 17 April 2024 22:59 WIB
Ilustrasi rupiah
Ilustrasi rupiah

Jakarta, MI - Kepala ekonom Bank Permata Josua Pardede menuturkan penurunan cadangan devisa juga berpotensi terjadi karena ada kebutuhan pembayaran pokok utang luar negeri (ULN). Selain itu pelemahan juga akibat ketidakpastian terkait pemerintahan baru juga akan berangsur menurun sehingga dapat memicu investasi asing langsung ke dalam negeri.

"Kami melihat penurunan cadangan devisa dapat berlangsung sampai akhir kuartal II-2024," ujar Josua sebagaimana dikutif dari Antara pada Rabu (17/4/2024). 

Josua menjelaskan, masih tingginya ketidakpastian global terutama terkait ekonomi AS dan arah suku bunga the Fed, terdapat kebutuhan dividend and coupon payment ke non-resident. Terbukanya ruang pemotongan suku bunga global yang berdampak pada pelemahan dolar AS akan berdampak positif pada harga komoditas sehingga dapat menopang kinerja ekspor.

Pada akhir tahun, Josua memprediksi cadangan devisa Indonesia berada di kisaran 150 miliar dolar AS sampai dengan 152 miliar dolar AS. Pada akhir Maret 2024, posisi cadangan devisa Indonesia tetap tinggi sebesar 140,4 miliar dolar AS, meski menurun dibandingkan posisi pada akhir Februari 2024 sebesar 144,0 miliar dolar AS.

Ia memperkirakan masih akan ada risiko pelemahan nilai tukar rupiah dalam jangka pendek. Meski demikian, ia menyakini Bank Indonesia (BI) akan hadir di pasar untuk melakukan intervensi di pasar valuta asing (valas) pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

BI juga akan memperkuat strategi operasi moneter yang pro-market untuk efektivitas kebijakan moneter, termasuk optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI). Hingga 19 Maret 2024 lelang Sekuritas Rupiah BI (SRBI) mencapai Rp409,38 triliun guna mendukung pendalaman pasar uang dan aliran modal asing masuk ke dalam negeri.

Pada periode yang sama, posisi Sekuritas Valas BI (SVBI), dan Sukuk Valas BI (SUVBI) masing-masing tercatat sebesar 2,31 miliar dolar AS, dan 387 juta dolar AS.

Rupiah terus Anjlok

Sementara Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di akhir perdagangan Rabu merosot. Kurs rupiah ditutup melemah 44 poin atau 0,28 persen menjadi Rp16.220 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.176 per dolar AS. 

Pada Selasa (16/4), bank sentral China atau People's Bank of China (PBoC) juga memberi isyarat untuk membiarkan Yuan melemah (weakening fixing), yang berdampak pada pasar keuangan di wilayah Asia.
 
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu turun ke level Rp16.240 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.176 per dolar AS.[Lin]