Bisnis Pembiayaan Emas BSI Melesat 30%

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 8 Juni 2024 15:51 WIB
Bisnis Pembiayaan Emas BSI Melesat 30% (Foto: Ist)
Bisnis Pembiayaan Emas BSI Melesat 30% (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Bisnis pembiayaan logam mulia PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) berkilau dengan total penyaluran pembiayaan produk Gadai Emas dan Cicil Emas mencapai nilai sebesar Rp8,05 triliun, bertumbuh signifikan sebesar 30,50% year on year (YoY) hingga April 2024. 

Direktur Sales & Distribution BSI, Anton Sukarna, mengatakan, pertumbuhan impresif tersebut menunjukkan kepercayaan dan minat masyarakat yang tinggi terhadap emas sebagai instrumen investasi. 

Menurut Anton, emas tetap menjadi pilihan investasi yang diminati masyarakat karena sifatnya yang safe-haven dan kemampuannya untuk melindungi nilai aset dari inflasi. 

"Emas menjadi aset aman yang dicari, terutama saat eskalasi geopolitik meningkat," ujar Anton meyakinkan nasabahnya. 

Apalagi harga emas yang cenderung naik terutama saat kondisi makro yang cukup volatile ditandai dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Dalam satu tahun terakhir harga emas naik sekitar 26,2%.

Hal itu bisa terjadi akibat kenaikan harga emas maka minat masyarakat untuk melakukan gadai dan bahkan cicil emas meningkat. 

Anton pun merinci pembiayaan Gadai Emas BSI mengalami kenaikan per April 2024 dari Rp4,48 triliun menjadi Rp5,12 triliun atau naik 14,34% YoY.

Sementara itu, Cicil Emas juga mengalami lonjakan signifikan dengan pertumbuhan 73,15% YoY dari Rp1,69 triliun menjadi Rp2,93 triliun.

Peningkatan pembiayaan berbasis emas ini mendorong pendapatan fee BSI dari gadai naik dari total Rp237 miliar pada empat bulan pertama tahun 2023 menjadi Rp270 miliar pada empat bulan pertama tahun 2024 atau naik 14%. 

Dari sisi fee based, kontribusi dari unit gadai sekitar 17 persen terhadap total fee based empat bulan pertama oada tahun 2024 mencapai Rp.927M. 

Anton menambahkan, jumlah Number of Account (NOA) untuk gadai dan cicil emas di BSI meningkat drastis sebesar 37,88% YoY, dari 373.377 menjadi 504.021 akun per April 2024. 

"Ini menunjukkan bahwa minat masyarakat untuk berinvestasi emas melalui BSI sangat tinggi. Peningkatan ini mencerminkan tingginya animo masyarakat untuk berinvestasi dalam bentuk emas,” jelas Anton.

Dia menambahkan, untuk terus mendorong pertumbuhan bisnis emas, BSI menerapkan beberapa strategi kunci. Salah satunya adalah memperluas jaringan pemasaran melalui kerja sama dengan BSI Agen. 

Tujuannya untuk menjangkau masyarakat lebih luas lagi. Selain itu, BSI juga bekerjasama dengan toko emas di berbagai daerah, dengan total 39 toko emas yang kini bermitra dengan BSI. Di tingkat nasional, kerja sama dengan PT Aneka Tambang (ANTAM) juga terus ditingkatkan.

"BSI menyiapkan beberapa strategi untuk meningkatkan bisnis emas sepanjang 2024, termasuk memfasilitasi layanan emas lebih dari 1.000 outlet BSI di seluruh Indonesia dan menyediakan layanan digital melalui BSI Mobile untuk cicil emas, tabung emas, dan gadai emas. 

Selain itu, BSI juga menawarkan produk cicil emas dengan margin yang kompetitif serta cicilan ringan yang dapat diangsur hingga jangka waktu maksimal lima tahun," jelas Anton. 

Antisipasi Emas Palsu

Adapun untuk mengantisipasi maraknya kasus emas palsu, BSI telah menyiapkan langkah-langkah mitigasi risiko. 

Menurut Anton, pegawai BSI yang menangani pembiayaan emas dibekali dengan keahlian khusus dalam menaksir emas, serta terdapat ketentuan ketat untuk mencegah masuknya emas palsu ke dalam sistem pembiayaan BSI. 

"Keamanan pembiayaan emas di BSI merupakan prioritas kami, dan memastikan setiap transaksi berjalan dengan aman dan terpercaya," urai Anton.

Dengan berbagai langkah strategis dan mitigasi risiko yang dilakukan, BSI optimistis dapat terus memperkuat posisinya sebagai bank syariah terdepan dalam bisnis pembiayaan emas.

Selain itu, senantiasa memberikan kontribusi signifikan dalam memajukan sektor keuangan syariah di Indonesia. (Sar)

Topik:

BSI Emas Emas BSI