Harga Emas Antam Dekati Rekor Tertinggi

Adelio Pratama
Adelio Pratama
Diperbarui 11 Oktober 2024 06:08 WIB
Ilustrasi Emas (Foto: Ist)
Ilustrasi Emas (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) naik pada perdagangan hari ini. Kenaikan kan searah dengan harga emas dunia.

Pada Jumat (11/10/2024), emas Antam dibanderol Rp 1.481.000/gram. Naik Rp 8.000 dibandingkan hari sebelumnya.

Catatan ini mendekati rekor tertinggi sepanjang masa. Harga emas Antam termahal sepanjang sejarah adalah Rp 1.482.000/gram. 

Sementara harga pembelian kembali (buyback) oleh Antam berada di Rp 1.328.000/gram. Bertambah Rp 10.000 dari posisi kemarin.

Harga emas Antam dipengaruhi oleh harga emas dunia. Kemarin, harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.628/troy ons. Naik 0,77% dibandingkan hari sebelumnya.

Dalam sepekan terakhir, harga emas mengalami koreksi 1,02% secara point-to-point. Koreksi tersebut sepertinya yang menjadi penyebab investor memburu emas, sehingga harganya naik.

Sementara data inflasi Amerika Serikat (AS) cenderung mixed. US Bureau of Labor Statistics melaporkan, laju inflasi AS pada September sebesar 2,4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy). Ini adalah yang terendah sejak Agustus 2021 atau lebih dari 3 tahun terakhir.

Akan tetapi, realisasi tersebut masih di atas ekspektasi pasar. Konsensus pasar memperkirakan inflasi September sebesar 2,3% yoy.

Sementara laju inflasi inti (core) pada September adalah 3,3% yoy. Lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 3,2% yoy.

Oleh karena itu, pasar masih memperkirakan bank sentral Federal Reserve akan bergerak hati-hati dalam melonggarkan kebijakan moneter. Mengutip CME FedWatch, peluang suku bunga acuan turun 25 basis poin (bps) menjadi 4,5-4,75% pada November adalah 86,9%. Sementara peluang penurunan yang lebih agresif yaitu 50 bps ke 4,25-4,5% praktis tidak ada, 0%.

Bahkan ada kemungkinan The Fed tetap mempertahankan Federal Funds Rate di 4,75-5% dalam rapat November. Probabilitasnya adalah 13,1%.

Data ini sejatinya kurang kondusif bagi emas. Sebab, emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan saat suku bunga masih tinggi.

Namun karena aksi membeli di harga murah (bargain buying), harga emas masih bisa naik.

Topik:

Emas Harga