Surplus Neraca Perdagangan RI Oktober 2024 Capai USD 2,48 Miliar

![Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti [Foto: Repro]](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/pelaksana-tugas-plt-kepala-badan-pusat-statistik-bps-amalia-adininggar-widyasanti.webp)
Jakarta, MI - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus sebesar 2,48 miliar dolar AS pada Oktober 2024.
“Neraca Perdagangan Indonesia sudah membukukan surplus selama 54 bulan berturut-turut terhitung sejak Mei 2020,” ujar Pelaksana tugas Kepala BPS Amalia Adiningrat Widyasanti di Jakarta, Jumat (15/11/2024).
Namun, capaian surplus pada Oktober 2024 ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya dan periode yang sama tahun lalu. Pada September 2024, surplus tercatat sebesar 3,26 miliar dolar AS, sementara pada Oktober 2023 surplus mencapai 3,48 miliar dolar AS.
neraca perdagangan barang Indonesia dari Januari hingga Oktober 2024 mencatat surplus sebesar 24,34 miliar dolar AS. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang mencapai 31,22 miliar dolar AS.
Surplus bulanan pada Oktober 2024 didukung oleh selisih antara nilai ekspor dan impor. Nilai ekspor pada Oktober 2024 tercatat sebesar 24,41 miliar dolar AS, meningkat 10,69 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
“Secara kumulatif dari Januari-Oktober 2024, ekspor Indonesia sebesar 217,24 miliar naik 10,25 persen dibanding tahun sebelumnya,” katanya.
Sektor industri manufaktur tetap menjadi kontributor utama ekspor nasional, menunjukkan peran pentingnya dalam mendukung kinerja perdagangan luar negeri Indonesia.
Nilai impor pada Oktober 2024 mencapai 21,94 miliar dolar AS, sementara secara kumulatif tercatat sebesar 192,82 miliar dolar AS. Nilai impor mengalami kenaikan signifikan, baik secara bulanan maupun tahunan, dengan peningkatan masing-masing sebesar 16,54 persen dan 17,49 persen.
Kenaikan impor tersebut didorong oleh bahan baku dan penolong, yang memberikan kontribusi terbesar terhadap lonjakan nilai impor, baik secara bulanan maupun tahunan.
Di sisi lain, surplus perdagangan pada Oktober 2024 juga didukung oleh ekspor komoditas non-migas, di antaranya: Bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, besi dan baja.
Kemudian neraca perdagangan komoditas migas mengalami defisit 2,31 miliar dolar AS yang disumbangkan oleh hasil minyak dan minyak mentah.
Di sisi lain, Indonesia masih mencatat surplus perdagangan barang dengan beberapa negara mitra utama. Surplus terbesar diperoleh dari:
India, dengan surplus mencapai 1,55 miliar dolar AS
Amerika Serikat, dengan surplus sebesar 1,52 miliar dolar AS
Filipina, dengan surplus sebesar 0,8 miliar dolar AS.
Topik:
neraca-perdagangan-indonesia surplus bps