OJK Prediksi Pertumbuhan Dana Pensiun 2025 Terus Meningkat

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 18 Desember 2024 14:17 WIB
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP) OJK, Ogi Prastomiyono (Foto: Repro)
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP) OJK, Ogi Prastomiyono (Foto: Repro)

Jakarta, MI - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan potensi pertumbuhan dana pensiun yang menjanjikan pada tahun 2025. Optimisme ini didasarkan pada upaya perluasan cakupan kepesertaan oleh BPJS Ketenagakerjaan sebagai penyelenggara program pensiun wajib, serta peran strategis dana pensiun sebagai investor institusional dalam mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional.

“Dengan mempertimbangkan growth aset dana pensiun (wajib dan sukarela) yang masih konsisten tumbuh dalam rate double digit (10,35 persen yoy per Oktober 2024), melanjutkan tren pertumbuhan pada tahun 2023, OJK cukup optimistis terhadap potensi pertumbuhan dana pensiun pada tahun 2025 mendatang,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun (PPDP) OJK Ogi Prastomiyono di Jakarta, Rabu (18/12/2024).

Ogi menyebut pertumbuhan dana pensiun di Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh program pensiun wajib yang dikelola tidak hanya oleh BPJS Ketenagakerjaan melainkan juga Taspen dan Asabri.

“Terkait ini, BPJS Ketenagakerjaan aktif melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan jumlah peserta, termasuk kampanye kesadaran dan kemudahan pendaftaran bagi pekerja formal dan informal. Semakin banyaknya pekerja yang terdaftar, kontribusi yang masuk ke dalam program pensiun juga meningkat,” ungkap Ogi.

Ia juga menambahkan, perluasan kepesertaan ini selaras dengan salah satu tujuan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2025-2029, yang terkait dengan penurunan angka kemiskinan dan ketimpangan kesejahteraan masyarakat serta mendukung pertumbuhan ekonomi melalui investasi yang dilakukan oleh program pensiun.

Menurut Ogi, proyeksi pertumbuhan investasi juga didorong oleh tingginya suku bunga yang diperkirakan bertahan, di mana mayoritas investasi program pensiun ditempatkan pada instrumen pendapatan tetap seperti obligasi pemerintah, obligasi korporasi, dan deposito.

Selain itu, Ogi menambahkan bahwa pertumbuhan di sektor kesehatan memerlukan dukungan dari asuransi jiwa, seiring dengan penguatan prudential underwriting dan kebutuhan medical advisory board yang menjadi rujukan dalam pemrosesan klaim asuransi kesehatan. Selain itu, program intensifikasi pangan juga dapat didukung sektor asuransi khususnya asuransi mikro.

“Industri asuransi akan tetap tumbuh seiring dengan optimisme pertumbuhan ekonomi Indonesia. Program pemerintahan terbaru bidang kesehatan (fasilitas dan infrastruktur), pendidikan (bangunan sekolah) dan pembangunan perumahan rakyat tentunya menjadi peluang bagi industri asuransi untuk mendukung dan menopang program-program tersebut,” pungkasnya.

Topik:

ojk dana-pensiun bpjs-ketenagakerjaan taspen asabri ogi-prastomiyono