Harga CPO Terkoreksi, Siap Melonjak Lagi?

Jakarta, MI - Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) melemah pada perdagangan kemarin, dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak nabati lainnya yang menjadi sentimen negatif.

Pada Selasa (18/2/2025), harga CPO di Bursa Malaysia untuk kontrak pengiriman Mei ditutup di MYR 4.508/ton, turun 0,75% dibandingkan hari sebelumnya.

Meski dalam sepekan terakhir harga CPO mengalami koreksi sebesar 1,89%, tren jangka panjang masih menunjukkan kenaikan signifikan. Dalam satu bulan terakhir, harga komoditas ini masih mencatatkan lonjakan sebesar 7,18%.

Pelemahan harga CPO kemarin disebabkan oleh dinamika di pasar minyak nabati. Kemarin, harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) terpangkas 0,25%. Sementara di Chicago Board of Trade (Amerika Serikat/AS) berkurang 0,5%.

Saat harga minyak kedelai makin murah, maka keuntungan beralih ke CPO menjadi berkurang. Sebab, kedua komoditas ini bisa saling menggantikan.

Melimpahnya pasokan kedelai menjadi faktor utama penurunan harga komoditas tersebut. Menurut laporan AgRural, panen kedelai di Brasil untuk musim 2024/2025 telah mencapai 23% dari total area tanam pada pekan lalu, meningkat 8 poin persentase dibandingkan pekan sebelumnya.

Sementara itu, secara teknikal dalam kerangka waktu harian (daily time frame), CPO masih menunjukkan tren bullish. Hal ini terlihat dari indikator Relative Strength Index (RSI) yang berada di level 57, menandakan bahwa aset ini masih berada dalam tren naik.

Selain itu, indikator Stochastic RSI tercatat di angka 67, yang mengindikasikan area beli (long) yang cukup kuat, memperkuat sinyal bullish bagi CPO di pasar.

Dengan tren bullish yang masih bertahan, sejatinya harga CPO berpeluang naik. Target resisten terdekat adalah MYR 4.520/ton yang menjadi Moving Average (MA) 10. Resisten terjauh atau target paling optimistis adalah MYR 4.551/ton yang merupakan MA-100.

Sedangkan target support adalah MYR 4.474/ton. Penembusan di titik ini berisiko menyebabkan harga CPO turun lagi ke arah MYR 4.441/ton.