Sritex Tutup Total 1 Maret 2025, Ini Respons Menko Airlangga


Jakarta, MI - Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Airlangga Hartarto enggan berkomentar banyak mengenai keputusan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) yang akan resmi menghentikan operasionalnya mulai 1 Maret 2025.
Saat dimintai tanggapan, Airlangga hanya menegaskan bahwa pemerintah telah menugaskan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli untuk segera berkoordinasi dengan tim kurator yang bertanggung jawab atas kepailitan perusahaan tekstil terbesar di Indonesia tersebut.
"Nanti kita tanya ke tim kurator," ucap Airlangga kepada awak media di kantornya, Jumat (28/2/2025).
"Tim kurator nanti dicek oleh Pak Menaker," tambahnya.
Sritex secara resmi akan menutup seluruh operasional pabrik tekstilnya di Jawa Tengah pada 1 Maret 2025 mendatang. Penutupan ini turut menyebabkan hampir 11 ribu pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Informasi ini mencuat setelah beredarnya surat dari tim kurator yang menangani kepailitan perusahaan tekstil terbesar di Indonesia, yang mengumumkan PHK pada 26 Februari 2025 lalu.
Surat bernomor 299/PAILIT-SSBP/II/2025 tersebut memerinci total pekerja yang terkena PHK berasal dari PT Bitratex Semarang, yang juga Sritex Grup sebanyak 1.065 orang per Januari lalu.
Lebih lanjut, pada 26 Februari PHK juga terjadi pada PT Sritex Sukoharjo sebanyak 8.504 orang; PT Primayuda Boyolali 956 orang; PT Sinar Panja Jaya Semarang 40 orang; dan penambahan di PT Bitratex Semarang 104 orang.
Selain itu, PHK juga terjadi di PT Sinar Panja Jaya, dengan 300 karyawan terdampak. Hingga kini, pesangon mereka belum dibayarkan sejak Agustus 2024.
"Jumlah total PHK sebanyak 10.965 orang," tulis keterangan tersebut, dikutip Jumat (28/2/2025).
Topik:
pt-sri-rejeki-isman-tbk sritex phk airlangga-hartarto