Mantan PM Inggris Tony Blair jadi Dewan Pengawas Danantara, Ini Profilnya!


Jakarta, MI - Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Rosan Perkasa Roeslani, mengungkapkan bahwa mantan Perdana Menteri (PM) Inggris, Tony Blair, kini bergabung sebagai anggota Dewan Pengawas (Dewas) Danantara.
Pernyataan ini disampaikan Rosan saat menghadiri rapat terbatas yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Senin (24/2/2025).
“Iya salah satunya (Tony Blair),” ucap Rosan saat ditemui usai menghadiri rapat terbatas (ratas) di Jakarta. Lantas, seperti apa sosok Tony Blair?
Profil Tony Blair
Anthony Charles Lynton Blair, atau lebih dikenal sebagai Tony Blair, lahir pada 6 Mei 1953. Sejak muda, ia telah tertarik pada dunia politik dan kemudian mencatat sejarah sebagai PM Inggris termuda dalam sejarah Britania Raya, menjabat dari 1997 hingga 2007.
Melansir Britannica, Tony Blair merupakan putra dari pengacara terkemuka Leo Blair. Tony mempunyai riwayat pendidikan yang cukup mentereng, di antaranya pernah menamatkan studi di Fettes College di Edinburg dan Oxford University. Antusiasmenya terhadap bidang politik semakin meningkat setelah bertemu dengan sang istri, Cherie Booth.
Karier politiknya dimulai melalui Partai Buruh, di mana ia berhasil menduduki kursi parlemen untuk daerah pemilihan Sedgefield pada 1983. Popularitasnya terus meningkat hingga akhirnya ia terpilih sebagai pemimpin Partai Buruh pada Juli 1994 dengan perolehan suara mayoritas sebesar 57 persen.
Adapun salah satu kebijakan Tony Blair sebagai PM Inggris yang kontroversial, yaitu membawa negaranya ikut menyerang Irak bersama Amerika Serikat, serta menggulingkan pemerintahan Saddam Husein. Kala itu, dia mempercayai bahwa Irak mempunyai senjata pemusnah massal.
Namun, setelah melakukan serangan dan meninggalkan Irak dalam keadaan konflik, senjata pemusnah massal yang diduga ada di negara tersebut ternyata tidak ditemukan. Atas tindakan tersebut, Tony Blair pun menyampaikan permintaan maaf.
“Saya meminta maaf karena data intelijen yang kami gunakan ternyata salah. Program (senjata pemusnah massal) itu tidak ada,” ujar Blair dalam wawancara bersama media yang dipandu Fred Zakaria.
Pernah Menjadi Dewan Penasihat IKN di Era Jokowi
Tony Blair juga sempat bergabung sebagai Anggota Dewan Penasihat Ibu Kota Nusantara (IKN) pada masa kepemimpinan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Ia menyambut baik perannya dalam proyek pemindahan ibu kota Indonesia dan mengungkapkan kebanggaannya dapat terlibat dalam inisiatif tersebut.
“Ini benar-benar kebahagiaan, hak istimewa sebenarnya, untuk menjadi bagian dari sesuatu yang akan sangat menyenangkan. Saya pikir ini tidak hanya untuk Indonesia, tetapi dunia luar juga akan mendapatkan banyak inspirasi dari ini,” tutur Blair dalam pertemuannya dengan Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat (28/2/2020), seperti dikutip dari laman resmi Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden (BPMI Setpres).
Dalam keterangan persnya usai pertemuan, Tony Blair mengungkapkan bahwa IKN nantinya tidak hanya akan menjadi pusat pemerintahan. Namun, menurut dia, ibu kota pengganti DKI Jakarta tersebut akan sangat menarik bagi masyarakat untuk datang, tinggal, dan bekerja.
“Ibu Kota yang mampu menawarkan dimensi baru bagi perekonomian Indonesia, cara negara itu berkembang, dan menjadi contoh bagi teknologi, melakukan pembangunan dengan cara yang ramah lingkungan,” kata Tony Blair.
Topik:
bpi-danantara danantara dewas-danantara mantan-pm-inggris tony-blairBerita Terkait

BPK Didesak Audit Perdin Dirut Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi: Jangan Anggap Perusahaan "Nenek Moyangnya"!
16 jam yang lalu

Danantara Siap Luncurkan Proyek Waste to Energy Akhir Oktober 2025
30 September 2025 18:26 WIB