Utang Paylater Warga RI Tembus Rp31,55 Triliun per Juni 2025

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 5 Agustus 2025 07:57 WIB
Utang Paylater Masyarakat RI Tembus Rp31,55 Triliun (Foto: Ist)
Utang Paylater Masyarakat RI Tembus Rp31,55 Triliun (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Fenomena belanja dengan skema buy now pay later (BNPL) alias paylater makin menggeliat. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, hingga Juni 2025 total kredit paylater menembus angka Rp31,55 triliun.

Dari total tersebut, porsi terbesar berasal dari industri perbankan yang mencapai Rp22,99 triliun. Sementara sisanya sebesar Rp8,56 triliun disalurkan oleh perusahaan pembiayaan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae menyebut, paylater menyumbang 0,29 persen dari total kredit perbankan. Jumlah rekening BNPL juga terus bertambah menjadi 26,96 juta rekening, naik dari 24,79 juta rekening pada Mei 2025.

“Optimisme terhadap perekonomian Indonesia dan kondisi perbankan ke depan juga didukung oleh kesepakatan tarif impor AS terhadap produk Indonesia, penurunan BI Rate, percepatan belanja pemerintah, serta beberapa program pemerintah yang diyakini akan mendorong penyaluran kredit, menjaga stabilitas pangan, dan membantu daya beli masyarakat,” ujar Dian dalam konferensi pers RDKB Edisi Juli 2025, Senin (4/8/2025).

Dian juga menyoroti bahwa berbagai program pemerintah, seperti Koperasi Merah Putih (KMP) yang didukung dana pemerintah, program tiga juta rumah, serta Makan Bergizi Gratis (MBG), menjadi peluang besar bagi perbankan untuk mengembangkan usaha dan memperluas pembiayaan, termasuk lewat skema kredit konsumsi seperti BNPL.

Sementara itu, data OJK menunjukkan kinerja intermediasi perbankan nasional tetap solid dengan risiko yang terkelola dengan baik. Pada Juni 2025, kredit perbankan tumbuh 7,77 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp8.059,79 triliun.

Kredit investasi mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 12,53 persen, disusul kredit konsumsi 8,49 persen, dan kredit modal kerja 4,45 persen.

Secara sektoral, sejumlah industri menunjukkan pertumbuhan kredit dua digit, antara lain pertambangan dan penggalian (20,69 persen), jasa (19,17 persen), transportasi dan komunikasi (17,94 persen), serta listrik, gas, dan air (11,23 persen).

Melihat tren yang ada, OJK meyakini bahwa layanan BNPL serta segmen pembiayaan konsumsi lainnya akan terus mengalami pertumbuhan, didorong oleh stimulus dari pemerintah dan penurunan suku bunga acuan.

Topik:

ojk paylater kredit-paylater