Nusron Wajibkan Warga Pasang Patok Tanah

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 8 Agustus 2025 11:47 WIB
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid (Foto: Ist)
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid menegaskan seluruh pemilik tanah wajib memasang patok di lahannya, meskipun sudah memiliki sertifikat resmi.

Langkah ini, menurut Nusron, menjadi upaya preventif untuk menghindari potensi sengketa atau klaim sepihak di kemudian hari.

"Semua yang sudah punya sertifikat, semuanya wajib pasang patok, diharapkan supaya tidak dicaplok oleh orang lain tanahnya," ujar Nusron pada pencanangan Gerakan Masyarakat Pemasangan Tanda Batas (Gemapatas) 2025 di Purworejo, Jawa Tengah, Kamis (7/8/2025).

Ia menyebut, patok bisa berupa kayu, beton, ataupun besi. Patok dipasang setelah musyawarah terlebih dulu dengan pemilik tanah di sekitarnya.

Ia menuturkan, konflik pertanahan umumnya terbagi menjadi dua jenis. Konflik yuridis biasanya muncul akibat sengketa dokumen, seperti adanya letter C ganda. Sementara itu, konflik fisik kerap terjadi karena batas lahan yang tidak jelas.

Gemapatas 2025 pun digelar untuk mengurangi potensi dua jenis konflik itu. Nusron berharap masyarakat sadar dan mulai membatasi tanahnya dengan tanda fisik.

"Kegiatan ini dilaksanakan secara nasional di seluruh Indonesia untuk mengurangi konflik pertanahan, terutama konflik fisik terkait batas tanah," ujarnya.

Kemarin, pemasangan patok dilakukan secara simbolis dan serentak di 23 kabupaten/kota.Sebelumnya, Nusron pernah mengungkap salah satu pemicu konflik pertanahan di DKI Jakarta. 

Menurutnya, salah satu sumber permasalahan tanah di ibu kota adalah keberadaan sertifikat ganda.

"Konflik mana pun, kalau di Jakarta, tumpang tindih. Tumpang tindih dimulai dari apa? Biasanya dari sengketa dokumen yuridis, double girik," ungkap Nusron pada Talkshow ILASPP di Hotel JS Luwansa, Jakarta Selatan, Rabu (6/8/2025).

"Di Jakarta giriknya kadang-kadang satu objek itu giriknya bisa enam, bisa tujuh. Belum lagi nanti muncul eigendom," pungkasnya.

Topik:

patok-tanah konflik-tanah nusron-wahid