RI Deflasi 0,08% di Agustus, Total 4 Kali di 2025

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 1 September 2025 12:38 WIB
Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini (Foto: Repro)
Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini (Foto: Repro)

Jakarta, MI - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indonesia kembali mengalami deflasi pada Agustus 2025. Secara bulanan (month to month/mtm), deflasi tercatat sebesar 0,08%, seiring penurunan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,60 pada Juli menjadi 108,51 pada Agustus 2025.

Deputi Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa deflasi Agustus terutama dipengaruhi oleh turunnya harga pangan.

"Kelompok pengeluaran penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,29% dan memberikan andil deflasi 0,08%. Komoditas dominan pendorong deflasi adalah tomat, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan bensin," tutur Pudji dalam konferensi pers virtual, Senin (1/9/2025).

Namun, ada pula sejumlah komoditas yang justru memberikan andil terhadap inflasi pada Agustus, antara lain bawang merah (andil inflasi 0,05%) dan beras (0,03%).

Secara tahunan (year on year/yoy), inflasi Agustus tercatat sebesar 2,31%. Sementara secara tahun kalender (year to date/ytd), inflasi 2025 tercatat 1,60%.

Deflasi pada Agustus ini menambah deretan panjang deflasi yang terjadi sepanjang tahun 2025. Sejak awal tahun, Indonesia sudah 4 kali mencatat deflasi, yakni:

  • Januari 2025: deflasi 0,76% mtm
  • Februari 2025: deflasi 0,48% mtm
  • Mei 2025: deflasi 0,37% mtm (terdalam dalam beberapa tahun terakhir)
  • Agustus 2025: deflasi 0,08% mtm.

Topik:

badan-pusat-statistik deflasi harga-pangan