BULOG Pastikan Kualitas Beras Terjaga, Stok Nasional Capai 3,9 Juta Ton

Rizal Siregar
Rizal Siregar
Diperbarui 6 September 2025 17:22 WIB
Dirut  Perum BULOG, Ahmad Rizal Ramdhani saat ngecek  Gudang dan Sentra Pengolahan Beras BULOG Sunter, Jakarta Utara. (Dok. MI)
Dirut Perum BULOG, Ahmad Rizal Ramdhani saat ngecek Gudang dan Sentra Pengolahan Beras BULOG Sunter, Jakarta Utara. (Dok. MI)

Jakarta, MI - Direktur Utama Perum BULOG, Ahmad Rizal Ramdhani, melakukan kunjungan kerja ke Gudang dan Sentra Pengolahan Beras BULOG Sunter, Jakarta Utara. 

Kunjungan ini bertujuan memastikan seluruh prosedur pemeliharaan gudang dan kualitas beras berjalan sesuai standar, sehingga masyarakat menerima beras terbaik dan layak konsumsi.

Dalam tinjauannya, Rizal menegaskan bahwa BULOG secara konsisten melakukan pemeriksaan beras mulai dari harian, mingguan, bulanan, hingga triwulanan. Langkah ini dilakukan untuk menjaga mutu beras selama masa penyimpanan.

“Prinsip kami jelas, negara harus memberikan yang terbaik untuk rakyatnya. BULOG menjaga kualitas beras dengan pemeliharaan ketat agar beras yang diterima masyarakat benar-benar sehat dan layak konsumsi,” tegas Rizal.

Rizal menjelaskan, BULOG berperan sebagai operator pelaksana kebijakan pangan nasional. Sementara regulasi ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas) melalui Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) yang dipimpin Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

BULOG menyiapkan beras sesuai penugasan pemerintah, termasuk beras medium dengan tingkat pecah (broken) maksimal 25 persen dan beras premium dengan broken maksimal 15 persen.

“BULOG memastikan beras yang disalurkan memenuhi standar kualitas, baik untuk program pemerintah maupun kebutuhan pasar,” jelasnya.

Di Jakarta, BULOG memiliki 74 gudang dengan total kapasitas 355.200 ton, di mana masing-masing gudang mampu menampung sekitar 3.000 ton beras. Stok ini merupakan bagian dari cadangan beras pemerintah yang saat ini mencapai 3,9 juta ton.

Untuk mempercepat penyaluran, BULOG bekerja sama dengan berbagai pihak, mulai dari pedagang pasar tradisional, koperasi, TNI-Polri, lembaga pemerintah, ritel modern, hingga outlet binaan BUMN dan Rumah Pangan Kita (RPK).

“Dengan kolaborasi ini, distribusi beras dapat dilakukan lebih cepat dan merata ke seluruh Indonesia,” kata Rizal.

Proses pemeliharaan di gudang BULOG meliputi pemeriksaan awal kualitas beras, sanitasi gudang, spraying, hingga fumigasi jika ditemukan indikasi serangan hama. Dalam proses pengeluaran, BULOG menerapkan sistem FIFO (First In, First Out) dan FEFO (First Expired, First Out).

Jika ditemukan penurunan mutu beras, BULOG segera melakukan langkah lanjutan seperti fumigasi ulang, pemisahan, atau pengolahan kembali dengan mesin pemilah modern. Hal ini memastikan hanya beras berkualitas dan layak konsumsi yang disalurkan kepada masyarakat.

Rizal menambahkan, beras yang tidak layak konsumsi tidak langsung dibuang. Setelah melalui prosedur ketat, beras tersebut dimanfaatkan kembali untuk kebutuhan industri lain, seperti pakan ternak, sehingga tetap bernilai guna dan tidak terbuang sia-sia.

Hingga saat ini, BULOG telah menyalurkan lebih dari 327 ribu ton beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari total target 1,5 juta ton. Distribusi ini didukung penuh oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI-Polri, BUMN, dan para pelaku usaha di pasar.

“Kami berkomitmen menjaga kualitas beras sekaligus nama baik negara. BULOG akan terus bekerja keras memastikan kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi dengan baik,” tutup Rizal.

Topik:

bulog stok beras kualitas beras gudang bulog sunter pangan nasional bapanas