Harga CPO Merosot, Pasar Menanti Pemulihan Permintaan Global

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 7 Januari 2025 14:29 WIB
Harga Minyak Sawit Mentah (crude palm oil/CPO) pada Selasa (7/1/2025) Tercatat Mengalami Penurunan (Foto: Dok MI)
Harga Minyak Sawit Mentah (crude palm oil/CPO) pada Selasa (7/1/2025) Tercatat Mengalami Penurunan (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada Selasa (7/1/2025) tercatat mengalami penurunan untuk kali kedua beruntun akibat dari lemahnya permintaan.

Melansir data pasar, hingga pukul 12.11 WIB, kontrak berjangka (futures) CPO di Bursa Malaysia Derivatives merosot 0,14 persen ke level MYR4.336 per ton.

Berdasarkan data dari Trading Economics, impor minyak kelapa sawit oleh India, sebagai konsumen terbesar dunia, turun ke level terendah dalam sembilan bulan pada Desember. Penurunan ini terjadi karena kenaikan harga yang membuat para pengolah beralih ke alternatif yang lebih murah.

Dari sisi ekspor, surveyor kargo melaporkan bahwa pengiriman minyak sawit Malaysia mengalami penurunan antara 2,5 persen hingga 7,8 persen pada Desember dibandingkan bulan sebelumnya.

Namun, penurunan harga terbatas karena perkiraan Reuters menunjukkan stok di Malaysia kemungkinan menyusut untuk bulan ketiga pada Desember, dipicu oleh produksi yang lebih rendah akibat hujan lebat yang mengganggu panen.

Selain itu, beberapa pedagang tetap optimistis akan potensi peningkatan permintaan dari pembeli utama menjelang perayaan Tahun Baru Imlek.

Fitch Ratings menyatakan bahwa upaya Indonesia untuk menerapkan mandat biodiesel B40 berpotensi meningkatkan konsumsi minyak sawit global sebesar 1 hingga 2 persen tahun ini, meskipun terdapat beberapa tantangan yang harus dihadapi.

Pemerintah RI telah mengalokasikan 15,6 juta kiloliter biodiesel untuk 2025, dengan tenggat waktu pada Februari bagi industri untuk beradaptasi.

Menurut trader CPO, David Ng, pada Senin (6/1/2025), pelemahan harga CPO disebabkan oleh kekhawatiran terkait lemahnya ekspor yang terus memberikan tekanan pada pasar. Namun, ia menambahkan, tekanan penurunan harga terbatas oleh ekspektasi produksi yang lebih rendah dalam beberapa pekan mendatang, yang positif bagi harga.

"Kami melihat support di MYR4.280 dan resistance di MYR4.400 per ton," ucap Ng.

Adapun, Trader senior minyak sawit dari Interband Group of Companies, Jim Teh, memperkirakan kontrak berjangka CPO akan melemah pekan ini akibat aksi ambil untung.

Ia juga menyebut pasar akan cenderung berhati-hati karena trader menunggu pengumuman data stok dan ekspor CPO untuk Desember 2024 dari Malaysian Palm Oil Board pada 10 Januari 2025.

Teh mengatakan, harga kontrak berjangka CPO diperkirakan akan bergerak di kisaran MYR4.300 hingga MYR4.400 per ton pekan ini.

"Untuk permintaan fisik, akan datang dari China terkait Tahun Baru Imlek, diikuti India, Pakistan, Amerika Serikat, serta negara-negara Eropa dan Timur Tengah," pungkasnya.

Topik:

minyak-sawit-mentah harga-minyak-sawit cpo kelapa-sawit