Saham Bukalapak Tertekan, Pasar Respons Penutupan Marketplace Fisik

Jakarta, MI - Saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mengalami penurunan tajam pada sesi pertama perdagangan hari ini, Rabu (8/1/2025). Saham BUKA tergerus 5 poin atau sekitar 4,10%, turun ke level Rp117/saham.

Penurunan tajam ini terus berlanjut pada sesi kedua, di mana saham BUKA kembali kehilangan 6 poin, merosot ke level Rp116/saham.

Arah penurunan saham BUKA tampaknya dipengaruhi oleh keputusan mengejutkan dari perusahaan, yang mengumumkan penutupan marketplace Bukalapak untuk penjualan barang fisik. 

Bukalapak menyatakan bahwa mereka akan fokus sepenuhnya pada penjualan produk virtual, seperti pulsa, token listrik, dan pembayaran BPJS Kesehatan.

"Bukalapak akan menjalani transformasi dalam upaya untuk meningkatkan fokus pada Produk Virtual. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan Produk Fisik di Marketplace Bukalapak," tulis Bukalapak dalam keterangannya, Selasa (7/1/2024).

Hingga saat ini, rekomendasi dan arah pergerakan saham BUKA belum mengalami banyak perubahan.

Pada 6 Januari 2025, analis dari BRI Danareksa Sekuritas, Niko Maragonis, meningkatkan rekomendasinya menjadi "buy" dengan target harga Rp340 per saham.

Sementara itu, analis CLSA, Norman Choong, pada 25 Desember 2024, juga memberikan rekomendasi "buy" dengan target harga Rp200 per saham.

Secara keseluruhan, berdasarkan konsensus per hari ini, Rabu (8/1/2024), sebanyak 15 analis merekomendasikan saham BUKA untuk dibeli. 

Di sisi lain, empat analis merekomendasikan untuk mempertahankan saham tersebut, sementara dua analis lainnya merekomendasikan untuk menjual.

Target harga konsensus untuk saham BUKA saat ini berada di angka Rp193,29 per saham.