Harga CPO Jatuh Lagi, Ada Apa dengan Pasar?

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 9 Januari 2025 14:22 WIB
Kelapa Sawit (Foto: Ist)
Kelapa Sawit (Foto: Ist)

Jakarta, MI - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) terus merosot tajam pada Kamis (9/1/2025), mencatat penurunan dua hari berturut-turut di tengah ketidakpastian pasar. Para trader bersikap hati-hati menjelang rilis data industri bulanan dan angka ekspor untuk sepuluh hari pertama Januari.

Hingga pukul 12.20 WIB, kontrak berjangka CPO di Bursa Malaysia Derivatives tercatat melemah 2,00 persen ke MYR4.269 per ton, setelah sebelumnya juga turun 0,39 persen pada penutupan Rabu (8/1/2025). Tren pelemahan ini membawa harga CPO mendekati level terendah dalam 11 minggu terakhir.

Pasar semakin tertekan dengan adanya laporan yang menunjukkan minyak pesaing yang menawarkan harga yang lebih kompetitif dibandingkan CPO. Selain itu, data impor minyak kelapa sawit dari India, sebagai konsumen terbesar dunia, yang dijadwalkan dirilis pekan depan, turut menambah kecemasan di pasar.

Faktor-faktor ini memperkuat kekhawatiran akan lemahnya permintaan di kuartal I-2025, sehingga membayangi pergerakan harga CPO ke depan.

Melansir dari Trading Economics, di China, sebagai salah satu pembeli utama, inflasi konsumen mencapai level terendah dalam sembilan bulan pada Desember lalu, meskipun Beijing telah berupaya mendorong permintaan.

Namun demikian, sentimen bearish sedikit tertahan oleh perkiraan dari Reuters bahwa stok minyak kelapa sawit kemungkinan turun untuk bulan ketiga berturut-turut pada Desember akibat produksi yang lebih rendah karena cuaca buruk.

Di Indonesia, sebagai produsen terbesar, pemerintah pekan lalu mengeluarkan keputusan yang mengalokasikan 15,6 juta kiloliter biodiesel untuk distribusi 2025, memberikan waktu hingga akhir Februari bagi industri untuk beradaptasi dengan mandat biodiesel B40.

Jim Teh, seorang trader senior minyak sawit dari Interband Group of Companies, memperkirakan harga kontrak berjangka CPO akan melemah minggu ini, dipicu oleh aksi ambil untung.

Ia juga mengungkapkan bahwa pasar cenderung berhati-hati karena para trader menunggu rilis data stok dan ekspor CPO untuk Desember 2024 yang akan diumumkan oleh Malaysian Palm Oil Board pada 10 Januari 2025.

Menurutnya, harga kontrak berjangka CPO kemungkinan bergerak dalam kisaran MYR4.300 hingga MYR4.400 per ton pekan ini.

"Untuk permintaan fisik, akan datang dari China terkait Tahun Baru Imlek, diikuti India, Pakistan, Amerika Serikat, serta negara-negara Eropa dan Timur Tengah," ujarnya.

Topik:

kelapa-sawit minyak-sawit cpo harga-cpo