Suntikan Modal Danantara ke Garuda Turun jadi Rp23,6 Triliun

Rolia Pakpahan
Rolia Pakpahan
Diperbarui 11 November 2025 08:51 WIB
Pesawat Garuda Indonesia (Foto: Dok MI)
Pesawat Garuda Indonesia (Foto: Dok MI)

Jakarta, MI - Rencana penyertaan modal PT Danantara Asset Management (DAM) ke PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mengalami perubahan signifikan. Dalam prospektus terbaru, nilai investasi yang sebelumnya dipatok sebesar US$1,8 miliar kini direvisi turun menjadi US$1,4 miliar, atau sekitar Rp23,67 triliun.

Penurunan jumlah investasi ini berimbas langsung pada skema aksi korporasi Garuda. Jumlah dana yang akan digunakan dan porsi penerbitan saham baru juga ikut menyesuaikan. Jika sebelumnya Garuda berencana menerbitkan sekitar 407 miliar saham baru, kini dikurangi menjadi 315 miliar saham.

Dalam keterangannya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Garuda menyampaikan bahwa perubahan tersebut dilakukan untuk menyesuaikan dengan nilai investasi terbaru dari Danantara.

“Dengan nilai penyertaan modal dari semula sebesar US$1,8 miliar menjadi US$1,4 miliar, terdapat pula penyesuaian pada rencana penggunaan dana yang kini tidak lagi mencakup ekspansi armada,” tulis manajemen, dikutip Senin (10/11/2025).

Dari total penyertaan sebesar US$1,4 miliar, sekitar Rp17 triliun, akan disetorkan secara tunai, sementara Rp6,6 triliun berasal dari konversi utang shareholder loan (SHL) yang diberikan Danantara kepada Garuda.

Perubahan itu berarti rencana ekspansi armada Garuda dibatalkan, padahal sebelumnya langkah tersebut disebut-sebut menjadi salah satu pilar utama dalam program pemulihan kinerja dan peningkatan kapasitas layanan pasca-restrukturisasi.

Sebagian besar dana tunai akan digunakan untuk memperkuat likuiditas dan menopang operasional grup, terutama anak usaha Citilink Indonesia, yang tengah menghadapi tantangan finansial dan operasional.

Dalam keterangannya, perseroan menyebut bahwa 63% dari dana PMTHMETD, atau sekitar Rp14,96 triliun, akan dialirkan ke Citilink. Sementara itu, sisa Rp8,7 triliun akan digunakan oleh perusahaan induk untuk kebutuhan operasional, termasuk perawatan armada pesawat.

Rencana Penambahan Armada

Pada pertengahan tahun, Garuda Indonesia sempat mengajukan permintaan penambahan 15 pesawat kepada Danantara. Saat itu, CEO Danantara Rosan Roeslani menyampaikan bahwa permintaan tersebut masih dalam proses evaluasi.

Teranyar, Direktur Niaga PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Reza Aulia Hakim, menyampaikan bahwa perseroan berencana menambah tujuh pesawat baru hingga akhir tahun untuk memperluas pangsa pasar domestik.

Penambahan ini akan melengkapi lima pesawat yang sudah masuk ke dalam armada sepanjang 2025. Dengan demikian, total ada 12 pesawat baru yang akan bergabung tahun ini—jumlah penambahan armada terbanyak sejak pandemi Covid-19.

“Targetnya sampai akhir tahun ini ada tujuh pesawat tambahan. Kami masih terus berkoordinasi agar proses pengiriman atau delivery pesawat bisa dipastikan selesai tahun ini,” kata Reza, ditemui di Gedung DPR/MPR, Senayan, Senin (22/9/2025).

Dengan tambahan tersebut, Garuda kini mengoperasikan 78 unit pesawat. Reza berharap kehadiran armada baru ini dapat segera dimanfaatkan untuk meningkatkan kapasitas layanan, terutama mengantisipasi lonjakan penumpang saat Natal dan Tahun Baru.

Topik:

garuda-indonesia giaa danantara suntikan-modal