Amerika Serikat dan Inggris akan Jatuhkan Sanksi Yang Bisa Melumpuhkan Kekuatan Rusia

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 31 Januari 2022 12:40 WIB
Monitorindonesia.com - Amerika Serikat dan Inggris kemarin menjanjikan sanksi ekonomi baru "yang bisa melumpuhkan" Rusia sebagai langkah Washington dan sekutu NATO-nya meningkatkan upaya untuk mencegah invasi ke Ukraina. Ketakutan akan invasi yang akan segera terjadi telah tumbuh dalam beberapa hari terakhir meskipun ada penolakan dari Moskow dan permintaan dari presiden Ukraina untuk menghindari "kepanikan" atas pembangunan militer besar-besaran Rusia di perbatasan. Di tengah kesibukan kontak diplomatik, Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Victoria Nuland mengatakan bahwa proposal tentang masalah keamanan yang diajukan minggu lalu oleh AS dan NATO ke Rusia diduga telah membangkitkan minat Moskow. "Kami telah mendengar beberapa tanda bahwa Rusia tertarik untuk terlibat dalam proposal itu," kata Nuland, termasuk kemungkinan pembicaraan baru minggu ini antara Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan mitranya dari Rusia, Sergei Lavrov. Sementara itu, Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Senat mengambil sikap tegas dengan mengatakan sangat penting bahwa Amerika Serikat mengirim pesan yang kuat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa setiap agresi terhadap Ukraina akan datang dengan biaya yang sangat tinggi. Senator Bob Menendez mengatakan Putin tidak akan berhenti menginvasi Ukraina. Dia mengindikasikan beberapa hukuman dapat dikenakan atas tindakan yang telah diambil Rusia di Ukraina, termasuk serangan siber. Akan tetapi, "sanksi menghancurkan pada akhirnya akan melumpuhkan Rusia" jika Moskow ingin menyerang Ukraina, katanya. Nuland mengatakan Gedung Putih bekerja erat dengan Senat, dan bahwa tindakan sanksi apa pun akan "sangat selaras" dengan sanksi yang datang dari sekutu Eropa. Putin "akan merasakannya secara akut, seperti halnya orang-orang Rusia", katanya seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Senin (31/1). Di London, Menteri Luar Negeri Liz Truss mengatakan Inggris akan mengungkapkan sanksi baru minggu depan yang menargetkan "variasi yang lebih luas" dari target ekonomi Rusia. "Tidak akan ada tempat untuk bersembunyi bagi oligarki Putin," kata Truss kepada Sky News. Dia memperingatkan bahwa sekutu Eropa harus tetap bersatu dalam menghalangi Moskow, dan tidak menempatkan "masalah keuangan langsung" di atas pembelaan "kebebasan dan demokrasi." #NATO #Amerika Serikat

Topik:

Rusia Inggris Amerika Serikat NATO

Berita Sebelumnya

Korea Utara Lakukan Uji Coba Rudal Jarak Jauh Terbesar Sejak 2017

Berita Selanjutnya

PM Antonio Costa Menangkan Pemilu Portugal

Berita Terkait

Nasional
Satria Arta Kumbara (Foto: Tangkapan Layar)

TNI Ungkap Eks Marinir Gabung Tentara Rusia karena Terlilit Pinjol dan Judol

24 Juli 2025 19:21 WIB

Global
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump (Foto: Ist)

Trump Murka, Rusia Terancam Tarif Impor 100 Persen dari AS

15 Juli 2025 08:07 WIB

Global
Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump (Ist)

Rekaman Terungkap: Trump Sempat Ancam Bombardir Moskow

9 Juli 2025 21:30 WIB

Nasional
Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno (Foto: Ist)

Waka MPR Sambut Tawaran Kerjasama Pengembangan Nuklir Indonesia-Rusia: Peluang Strategis

22 Juni 2025 13:38 WIB

Nasional
Anggota Komisi XII DPR Syafruddin (Dok. MI)

DPR Dukung Kemitraan RI-Rusia di Sektor Migas dan Energi Nuklir

20 Juni 2025 14:22 WIB

Nasional
Presiden RI, Prabowo Subianto dan Presiden Rusia Vladimir Putin (Foto: Kemensetneg)

Hasil Pertemuan Prabowo dan Putin: Ini Sederet Kerja Sama RI-Rusia

20 Juni 2025 13:26 WIB