Jepang Bawa 20 Pengungsi Ukraina dengan Penerbangan Khusus

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 5 April 2022 16:48 WIB
Jakarta, MI - Pemerintah Jepang menerbangkan 20 pengungsi Ukraina ke Tokyo pada hari Selasa (5/4) sebagai bentuk dukungan untuk upaya internasional membantu Ukraina oleh negara yang telah lama enggan menerima orang asing. 20 Orang tersebut yang berusia antara 6 dan 66, termasuk 15 wanita, bukan pengungsi Ukraina pertama yang tiba di Jepang sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari, tetapi mereka adalah yang pertama diterbangkan dengan pesawat khusus pemerintah yang diatur oleh menteri luar negeri Jepang. "Pemerintah Jepang berkomitmen untuk memberikan dukungan maksimal kepada 20 warga Ukraina ini untuk membantu mereka hidup dengan rasa damai di Jepang, meskipun mereka jauh dari negara asal mereka," kata Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi kepada wartawan di Polandia sesaat sebelum dia dan para pengungsi berangkat. Hayashi, yang telah menilai situasi pengungsi di Polandia, terbang dengan penerbangan terpisah sesaat sebelum 20 orang tiba. Penyiar nasional NHK menunjukkan kedatangan mereka dalam siaran langsung. Pesawat mereka ditunjukkan di landasan sementara 20 orang menjalani tes COVID-19 di atas pesawat, kata NHK. Ke-20 orang itu bergabung dengan hampir 400 pengungsi Ukraina lainnya yang telah tiba sejak invasi Rusia. Pada tahun 2020, negara ekonomi terbesar ketiga di dunia tersebut hanya menerima 47 pengungsi dan menerima 44 lainnya "untuk alasan kemanusiaan" sekitar 1 persen dari total pelamar. Sekutu setia Amerika Serikat, Jepang, mengutuk invasi Rusia ke Ukraina dan menerapkan berbagai sanksi. Sebagian besar warga Ukraina memasuki Negeri Sakura dengan visa 90 hari yang kemudian dapat mereka ubah menjadi visa khusus satu tahun yang memungkinkan mereka untuk bekerja. Pejabat pemerintah tidak mengatakan mengapa 20 orang itu dipilih untuk penerbangan khusus, dengan alasan masalah privasi. Pemerintah belum mengatakan apakah akan melakukan lebih banyak penerbangan khusus untuk pengungsi Ukraina.