Putin: Sanksi Barat pada Rusia Telah Gagal, Malah Mempersulit Ekonomi Mereka

Surya Feri
Surya Feri
Diperbarui 19 April 2022 10:54 WIB
Jakarta, MI - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa rentetan sanksi dari negara Barat yang dijatuhkan terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina telah gagal dan bahkan kian mempersulit ekonomi mereka. Putin mengatakan kemarin bahwa negara Barat "akan segera menjdi pengacau situasi keuangan dan ekonomi, memprovokasi kepanikan di pasar serta memicu runtuhnya sistem perbankan dan kekurangan barang". Dia menambahkan bahwa “strategi serangan ekonomi telah gagal” dan malah menyebabkan “kemerosotan ekonomi di Barat”. Pemimpin Rusia itu berbicara dalam pidato yang disiarkan televisi selama panggilan video dengan pejabat tinggi ekonomi. Negara-negara Barat telah memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada perusahaan dan sistem keuangan Rusia sejak mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari dalam apa yang disebutnya "operasi militer khusus". Putin mencatat bahwa “Rusia telah bertahan dari tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya”. Menurutnya rubel terus menguat dan negara tersebut telah mencatat surplus perdagangan tinggi yang bersejarah sebesar US$58 miliar pada kuartal pertama tahun ini sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Selasa (19/4). Sebaliknya, dia berpendapat bahwa sanksi tersebut menjadi bumerang bagi Amerika Serikat dan sekutu Eropanya. Bahkan sanksi itu telah mempercepat inflasi dan menyebabkan penurunan standar hidup. Putin mengakui kenaikan tajam harga produk konsumen di Rusia yang naik 17,5 persen pada April dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Hal itu telah mengarahkan pemerintah untuk mengatur upah dan pembayaran lainnya untuk mengurangi dampak inflasi pada pendapatan. Menurut Putin, Rusia harus menggunakan anggarannya untuk mendukung ekonomi dan likuiditas dalam kondisi aktivitas pinjaman yang berkontraksi s9ehingga penurunan suku bunga bank sentral akan membuat biaya pinjaman lebih murah. Dia juga mengatakan Rusia harus mempercepat proses penggunaan mata uang nasional dalam perdagangan luar negeri di bawah kondisi baru.