Jepang Setujui Pil Aborsi untuk Pertama Kalinya

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 24 April 2023 12:17 WIB
Jakarta, MI - Panel kementerian kesehatan Jepang menyetujui pembuatan dan pemasaran pil aborsi di negara itu untuk pertama kalinya, membuka jalan untuk persetujuan dan penjualan resminya pada awal musim semi ini. Dilansir Mainichi, aborsi pada tahap awal kehamilan di Jepang saat ini terbatas hanya dengan cara operasi. Adapun pil aborsi bernama "Mefeego", yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi Inggris Linepharma International Ltd., diharapkan menjadi pilihan baru yang dapat meringankan tekanan fisik dan mental pada wanita. Subkomite farmasi di Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan menyetujui pil tersebut pada pertemuan setelah mengumpulkan opini publik dan dengan hati-hati memperdebatkan masalah tersebut, di tengah kekhawatiran tentang tanggap darurat untuk kemungkinan efek samping dan harga pil, kata pejabat kementerian. Pil ini dapat digunakan untuk menghentikan kehamilan hingga usia kehamilan 63 hari, atau 9 minggu, dan terbuat dari kombinasi mifepristone, yang menghambat hormon kehamilan, dan misoprostol, yang merangsang kontraksi rahim. Menurut uji klinis domestik yang terdiri dari 120 wanita yang memilih untuk melakukan aborsi, 93 persen berhasil menghentikannya dalam waktu 24 jam setelah konsumsi. Meskipun 59 persen menunjukkan gejala seperti sakit perut atau muntah, gejalanya ringan atau sedang. Ada empat kasus dengan gejala yang parah, seperti perdarahan abnormal dan infeksi bakteri. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan obat tersebut ke dalam daftar obat esensial untuk aborsi. Menurut Linepharma, obat ini tersedia di 80 negara. Ada 126.174 kasus aborsi di Jepang pada tahun fiskal 2021, kata kementerian itu. Pertemuan itu awalnya dijadwalkan akhir Maret tetapi ditunda setelah kementerian menerima 12.000 komentar publik yang luar biasa tentang persetujuan obat tersebut.