Paus Fransiskus soal LGBT: Gereja Katolik Terbuka untuk Semua Orang, Tapi...

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 7 Agustus 2023 10:36 WIB
Jakarta, MI - Paus Fransiskus mengatakan bahwa Gereja Katolik terbuka untuk semua orang, termasuk kaum homoseksual atau komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender plus (LGBT+). Menurutnya, dia memiliki kewajiban untuk menemani mereka di jalur spiritualitas pribadi tetapi tetap dalam kerangka aturan yang sudah ada. Hal itu dikatakan Paus Fransiskus saat menjawab pertanyaan seorang reporter dalam konferensi pers di pesawat usai kembali dari kunjungannya ke Portugal pada Minggu (6/8). Seorang reporter mengingatkannya bahwa selama perjalanan, dia berkata bahwa Gereja terbuka untuk "semua orang, semua orang, semua orang" dan bertanya apakah wajar jika beberapa, seperti wanita dan homoseksual, tidak memiliki hak yang sama dan tidak dapat menerima beberapa sakramen. Ini jelas merujuk pada wanita yang tidak diizinkan menjadi imam melalui sakramen Tahbisan (Holy Orders) dan pasangan sesama jenis tidak diizinkan untuk melangsungkan pernikahan, yang juga merupakan sakramen. "Gereja terbuka untuk semua orang tapi ada hukum yang mengatur kehidupan di dalam gereja," katanya menjawab pertanyaan wartawan itu, dikutip dari CNA, Senin (7/8). “Menurut undang-undang, mereka tidak dapat mengambil (beberapa) sakramen. Tapi, ini tidak berarti (Gereja) tertutup. Setiap orang bertemu Tuhan dengan caranya sendiri di dalam Gereja,” imbuhnya. Dia mengatakan seluruh pastur gereja harus mendampingi semua orang atau jemaat dengan kesabaran dan kasih sayang layaknya seorang ibu, termasuk mereka yang melanggar aturan. Paus Fransiskus juga menegaskan gereja mengajarkan bahwa perempuan tidak dapat menjadi imam karena Tuhan Yesus hanya memilih pria sebagai rasulnya. Ia juga mengatakan, gereja tidak mengizinkan pernikahan sesama jenis atau bahkan pemberkatan bagi pasangan sesama jenis. Namun, ia mendukung undang-undang sipil yang memberikan hak kepada kaum LGBT. Sejak awal kepemimpinannya, Paus Fransiskus telah berusaha membuat gereja lebih ramah dan tidak terlalu mengutuk, termasuk kepada anggota komunitas LGBT, tetapi tanpa mengubah ajaran yang mendesak mereka yang memiliki ketertarikan sesama jenis untuk menjadi suci. Dalam satu acara selama perjalanan ke Portugal, dia memberi tahu orang banyak bahwa Gereja Katolik memiliki ruang untuk semua orang. "Termasuk mereka yang melakukan kesalahan, yang jatuh atau berjuang," ujarnya. "Siapa di antara kita yang tidak pernah membuat kesalahan moral dalam suatu momen dalam hidup kita?" ucap Paus Fransiskus menambahkan. Paus Fransiskus telah mendorong serangkaian reformasi sejak ia menjadi paus 10 tahun lalu, termasuk memberikan lebih banyak peran kepada perempuan, terutama di posisi tinggi Vatikan.