Bentrokan Terjadi di Niger, 28 Orang Tewas

Rekha Anstarida
Rekha Anstarida
Diperbarui 19 Agustus 2023 07:29 WIB
Jakarta, MI - Kericuhan pecah pekan ini di beberapa desa di Niger barat daya terpencil, menyebabkan sedikitnya 28 warga sipil tewas, kata seorang sumber kepada AFP. "Untuk saat ini kami telah mencatat sedikitnya 28 orang tewas, tetapi jumlah korban bisa bertambah," kata sumber itu, seorang pejabat senior di wilayah Tillaberi yang dekat dengan Mali. Beberapa mayat telah "dibawa pergi" oleh Sungai Niger, tambahnya. Kekerasan dimulai saat matahari terbenam pada Selasa dan berakhir Rabu tengah hari, kata pejabat itu. Di Ayorou, salah satu dari empat departemen terkena dampak, empat orang tewas dan 26 lainnya luka-luka akibat peluru dan pisau, menurut sumber setempat. Otoritas militer yang menggulingkan Presiden Mohamed Bazoum pada 26 Juli tidak mengkonfirmasi pembunuhan tersebut. Satu sumber keamanan mengatakan "sekitar 100 warga sipil" tewas dalam kekerasan terbaru di dekat perbatasan dengan Burkina Faso dan Mali di mana para jihadis sering menyerang. Seorang tokoh masyarakat sipil di kawasan itu mengatakan kekerasan itu disebabkan oleh "siklus pembalasan" antara penggembala Peul dan orang Djerma yang menetap yang sama-sama mendiami daerah tersebut. “Ada penyerangan terhadap para penggembala, sehingga para pemuda penggembala bersenjata melakukan pembalasan, dan itu terulang di desa-desa lain,” kata anggota masyarakat sipil tersebut. Kedua kelompok itu bentrok pada akhir April dan awal Mei di desa-desa dan dusun di sepanjang sungai, menyebabkan puluhan orang tewas dan terluka. Ribuan orang mengungsi sementara. Seorang jurnalis radio lokal mengatakan kepada AFP bahwa bentrokan April-Mei terjadi setelah "beberapa pembunuhan" penduduk desa oleh tersangka jihadis yang mencuri ternak dan memungut pajak. Di bawah Bazoum, pihak berwenang secara teratur menjalankan kampanye kesadaran yang memperingatkan orang-orang tentang upaya jihadis untuk mengobarkan ketegangan komunal. #Bentrokan di Niger