Palestina Tuding Inggris Biang Keladi Kekejaman Israel

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 11 Desember 2023 08:24 WIB
Tempat penampungan pengungsi warga Palestina di kota Rafah, Jalur Gaza Selatan [Foto: ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/aa]
Tempat penampungan pengungsi warga Palestina di kota Rafah, Jalur Gaza Selatan [Foto: ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/aa]
Istanbul, MI - Duta Besar Palestina untuk Inggris Husam Zomlot menganggap Inggris, biang keladi kekejaman Israel serta mengatakan bahwa penindasan Israel di Palestina dimulai bukan pada 7 Oktober, melainkan 106 tahun lalu.

"Semuanya berawal ketika Inggris menjanjikan tanah kami kepada pihak-pihak lain tanpa berkonsultasi dengan kami dan membuat kami, bangsa Palestina, menjadi minoritas non-Yahudi," kata Zomlot kepada Anadolu, Sabtu (9/12), pada Forum Dunia TRT.

Ia menegaskan, bahwa upaya rakyat Palestina untuk mendapatkan kebebasan dan keadilan harus diakui. Masalah-masalah hak asasi manusia, hak-hak nasional, serta aturan hukum dan internasional harus ditangani, ujarnya.

Namun, kata Zomlot, pandangan yang dianut Israel adalah justru penyelesaian secara militer, kekerasan, dan intimidasi terhadap warga sipil

Dia menyebutkan bahwa Israel melancarkan semua kekejaman tersebut, dengan menghilangkan harkat rakyat Palestina.

"Kita mungkin sudah dengar. Menteri-menteri Israel menyebut kami "binatang yang menyerupai manusia". Karena orang-orang biasa tidak bisa dibunuh dengan cara itu, harkat mereka harus dihilangkan," kata dia.

Zomlot, yang menarik perhatian banyak kalangan melalui serangkaian pernyataan serta kemunculannya di sejumlah saluran televisi Barat, seperti CNN dan BBC, mengecam upaya Israel dalam menggambarkan diri sebagai korban.

Israel tiada henti melancarkan gempuran melalui udara dan darat ke Jalur Gaza, pasca serangan lintas-batas yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober.

Menurut otoritas kesehatan di kantong penduduk Palestina tersebut, serangan Israel itu telah menewaskan sedikitnya 17.700 warga Palestina, serta melukai lebih dari 48.780 lainnya.

Sementara itu menurut berbagai data resmi, korban jiwa di pihak Israel akibat serangan Hamas itu tercatat 1.200 orang. (Rl/Ant)