Waspadai Gempa Susulan di Jepang, Sekolah Jadi Pusat Evakuasi Warga
![Aldiano Rifki](https://monitorindonesia.com/storage/media/user/avatar/XNyI5VRYut5ImW6o0Y2dgeozbFJ6AXnHLqpUBp2P.jpg )
![Waspadai Gempa Susulan di Jepang, Sekolah Jadi Pusat Evakuasi Warga Sejumlah kendaraan menunggu informasi lebih lanjut di pintu tol di Kota Oyabe, Prefektur Toyama, Jepang, 1 Januari 2024 (Foto: ANTARA)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/1c261c4c-5996-41d8-945b-20c3933fa22c.jpg)
Tokyo, MI - Pemerintah Kota Kanazawa, Prefektur Ishikawa menjadikan sekolah, mulai dari sekolah dasar dan menengah sebagai pusat evakuasi warga mewaspadai gempa susulan di Jepang pada Senin.
“Saat ini, sekolah dasar dan menengah dibuka sebagai pusat evakuasi,” demikian yang tertulis dalam imbauan resmi pemerintah Jepang yang diakses di Tokyo, Senin (1/1).
Imbauan tersebut menyusul prakiraan gempa susulsan yang masih akan terjadi sepanjang pekan ini. “Gempa dengan magnitudo yang sama diperkirakan masih akan terjadi sepanjang pekan ini, dengan kekuatan yang lebih besar dalam waktu dekat ini,” demikian imbauan tersebut.
Data resmi Pemkot Kanazawa hingga Senin (1/1) pukul 17.30 menunjukkan terdapat total 46 pusat evakuasi dengan 1.300 pengungsi.
Pemerintah meminta warga untuk mengecek pusat evakuasi terdekat.
Gempa berkekuatan 7.6 magnitudo dengan intensitas seismik 5+ mengguncang wilayah pantai Laut Jepang yang berpusat di Semenanjung Noto, Prefektur Ishikawa pada Senin (1/1) pukul 16.10 waktu setempat (14.10 WIB).
Pada pukul 17.04 waktu setempat (15.04 WIB) tsunami setinggi 70 cm muncul di Pelabuhan Kanazawa dan terkonfirmasi menyebabkan kerusakan.
Salah satu. warga negara Indonesia (WNI) di Kanazawa, Dian Novitasari, mengatakan saat ini dia dan keluarga mengungsi di Masjid Kanazawa.
“Malam ini kita menginap di masjid sampai gempa susulannya reda,” katanya.
Dia menambahkan sejumlah pengungsi masih bertahan di masjid karena masih terjadi gempa susulan.
Gempa tersebut juga dirasakan di Fukui, Nagano, Gifu, Tokyo, Yamagata, Fukushima, Ibaraki, Tochigi, Gunma, Saitama, Shizuoka, Aichi, Mie, Shiga, Kyoto, Osaka, Hyogo, Nara, Tottori, Iwate, Miyagi, dan Akita.
Melly Suryanty, WNI di Prefektur Tottori, mengaku merasakan guncangan gempa tersebut.
“Kami yang di Tottori saja masih merasakan getarannya, bahkan sempat lari ke safe area,” katanya.
Dia sempat bertahan di titik kumpul selama 30 menit. Alarm peringatan terus berbunyi agar warga menjauhi bibir pantai.
Sistem lapor diri KBRI Tokyo mencatat terdapat 3.791 WNI yang menetap di tiga prefektur terdampak gempa, di antaranya sebanyak 1.315 WNI yang menetap di Prefektur Ishikawa; Toyama (1.344 orang) dan Niigata (1.132 orang).
Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya
![Jumlah Korban Tewas Gempa Jepang Capai 168 Orang, Ratusan Orang Lainnya Belum Ditemukan Petugas penyelamat mencari korban gempa di tengah guyuran salju di Suzu, Ishikawa, Jepang (Foto: AFP)](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/492e7f0e-af6c-463b-bf75-dc53ece21be6.jpg)
Jumlah Korban Tewas Gempa Jepang Capai 168 Orang, Ratusan Orang Lainnya Belum Ditemukan
8 Januari 2024 19:16 WIB
![Gempa Jepang, Kim Jong Un Kirim Pesan Belasungkawa Kepada PM Kishida Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un [Foto: Reuters]](https://monitorindonesia.com/storage/news/image/7cf7d0ed-2477-493f-b9c8-0322f3202e24.jpg)
Gempa Jepang, Kim Jong Un Kirim Pesan Belasungkawa Kepada PM Kishida
7 Januari 2024 07:35 WIB