60 Orang Tewas Akibat Wabah kolera di Sudan Selatan


Juba, MI - Berdasarkan pengumuman menteri pada Jumat (14/12/2024) wabah kolera di Sudan Selatan telah merenggut hampir 60 nyawa sejak epidemi dimulai pada 28 Oktober.
Berbicara kepada wartawan setelah rapat kabinet yang dipimpin oleh Presiden Salva Kiir Mayardit, Menteri Informasi dan Komunikasi Sudan Selatan Michael Makuei Lueth mengatakan lebih dari 6.000 kasus kolera telah tercatat di seluruh negeri.
Dua hari lalu, pemerintah dan beberapa badan PBB mengumumkan bahwa mereka telah memulai vaksinasi sebagai respons terhadap wabah kolera di Sudan Selatan, setelah total 2.184 kasus dan 31 kematian dilaporkan.
"Kolera kini telah mewabah di Sudan Selatan. Penyakit tersebut muncul lagi, tetapi kini menyebar ke mana-mana, dan hingga kini, kami telah kehilangan sekitar 60 orang dan mencatatkan sekitar 6.000 kasus kolera," ujar Lueth.
Dia mencatat bahwa wabah ini terkonsentrasi di kamp-kamp pengungsi internal (IDP) di ibu kota Juba, distrik Rubkona di negara bagian Unity, Aweil di utara Bahr el Ghazal dan kamp-kamp pengungsi di utara negara itu, khususnya di Renk.
Lueth menekankan bahwa kolera tersebar luas di kalangan pengungsi yang melarikan diri dari Sudan dan saat ini upaya sedang dilakukan untuk mengatasi situasi tersebut. Ia mengatakan Kementerian Kesehatan meminta tambahan vaksin karena jumlah vaksinasi yang diterima selama ini sangat sedikit dan dikirim ke Renk agar masyarakat bisa dirawat.
"Sejumlah upaya tengah dilakukan untuk mendapatkan lebih banyak vaksin bagi daerah lain, namun, pesan Menteri Kesehatan adalah jaga kebersihan rumah, dan jangan minum atau makan makanan dingin, Anda harus makan makanan hangat. Ini adalah perlindungan terbaik terhadap kolera," ungkapnya.
Menurut pernyataan bersama yang dikeluarkan awal pekan ini oleh Kementerian Kesehatan Sudan Selatan dan beberapa badan PBB, wabah ini berdampak pada pengungsi, warga yang kembali, dan penduduk tetap.
Anak-anak kecil dan orang tua sangat rentan. Konsentrasi penduduk yang tinggi di pusat-pusat transit dan kamp-kamp, ditambah dengan terbatasnya akses terhadap air bersih, buruknya kebersihan, buang air besar sembarangan dan praktik kebersihan yang tidak memadai, telah memperburuk krisis ini.
Kasus kolera pertama terdeteksi di negara tetangga, Sudan, dimana epidemi ini telah menginfeksi lebih dari 40.000 orang. Sejak April 2023, lebih dari 880.000 orang telah meninggalkan Sudan, banyak di antaranya memasuki Sudan Selatan melalui wilayah Renk. PBB mendukung pusat transit untuk menyediakan istirahat dan layanan penting bagi mereka yang tiba.
Topik:
Wabah kolera Wabah kolera di Sudan Korban Wabah kolera