Lebih dari 5.600 Orang Tewas Akibat Kekerasan Geng di Haiti

Rizky Amin
Rizky Amin
Diperbarui 8 Januari 2025 08:46 WIB
Ilustrasi - kekerasan Geng di Haiti mengakibatkan ribuan orang tewas, membunuh dan membakar korban (Foto: Ist)
Ilustrasi - kekerasan Geng di Haiti mengakibatkan ribuan orang tewas, membunuh dan membakar korban (Foto: Ist)

Istanbul, MI - Berdasarkan pernyataan PBB pada Selasa (6/1/2025) sedikitnya 5.601 orang tewas, 2.212 orang luka-luka, dan 1.494 orang diculik akibat kekerasan geng di Haiti tahun lalu.

Kekerasan geng di Haiti terus meningkat, Geng-geng tersebut kini menguasai lebih dari 80% ibu kota, Port-au-Prince, dan bagian lain negara tersebut. PBB melaporkan lebih dari 1.000 korban jiwa tambahan pada 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.

Angka ini meningkat lebih dari 1.000 dibandingkan total angka kematian pada tahun 2023. “Angka-angka itu saja tidak dapat menggambarkan kengerian absolut yang terjadi di Haiti, tetapi menunjukkan kekerasan tanpa henti yang dialami masyarakat,” ujar Volker Turk, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia.

Geng Jeremie's Wharf melakukan serangan Pada bulan Desember 2024 yang paling mematikan tahun ini, sedikitnya 207 orang tewas di Cité Soleil, Port-au-Prince.

Korbannya sebagian besar adalah orang lanjut usia yang dituduh menggunakan voodoo untuk menyakiti anak-anak pemimpin geng tersebut. Menurut PBB, geng tersebut membakar, memutilasi tubuh korbannya atau membuangnya ke laut.

Geng Jeremie's Wharf telah bersaing dengan kelompok lain sejak tahun 2022 untuk menguasai jalan menuju pelabuhan utama dan terminal peti kemas di ibu kota. “Upaya tambahan dari pihak berwenang, dengan dukungan komunitas internasional, diperlukan untuk menangani akar masalah ini,” tambah Turk.

Misi Bantuan Keamanan Multinasional yang disahkan oleh PBB dan dipimpin oleh Kepolisian Kenya memerlukan sumber daya yang memadai untuk memerangi kekerasan geng secara efektif.

Ia juga menekankan pentingnya pengawasan yang lebih besar terhadap Kepolisian Nasional Haiti, dengan dukungan internasional, untuk memastikan petugas bertanggung jawab atas laporan pelanggaran hak asasi manusia.

Turk menyerukan penegakan penuh sanksi PBB dan embargo senjata untuk mencegah senjata dan amunisi memasuki Haiti. Ia mencatat senjata yang diselundupkan ke Haiti seringkali berakhir di tangan kelompok kriminal, sehingga berujung pada kejahatan.

"Ribuan orang tewas, ratusan ribu mengungsi, dan infrastruktur serta layanan penting seperti sekolah dan rumah sakit terganggu atau hancur."

Situasi keamanan yang buruk dan krisis hak asasi manusia yang sedang berlangsung di Haiti membuat pemulangan warga negara yang aman, bermartabat dan berkelanjutan tidak mungkin dilakukan. Namun deportasi masih terus dilakukan.

“Saya kembali menyerukan kepada semua negara untuk tidak secara paksa memulangkan siapa pun ke Haiti,”  tutupnya.

Haiti, dengan populasi lebih dari 11 juta jiwa, telah berjuang menghadapi krisis politik, ekonomi dan keamanan selama bertahun-tahun, seiring dengan semakin nyatanya ancaman kelaparan.

Topik:

Geng Kekerasan di Haiti Kekerasan Geng di Haiti Korban Geng di Haiti