Raksasa Migas BP Umumkan PHK 4.700 Karyawan Demi Pangkas Biaya


Jakarta, MI - Raksasa energi asal Inggris, BP, mengumumkan akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 4.700 karyawan di seluruh dunia, yang setara dengan 5 persen dari total karyawannya saat ini.
Kebijakan ini disampaikan melalui memo internal pada Kamis (16/1/2025) dan merupakan hasil tinjauan menyeluruh di seluruh divisi perusahaan.
Saat ini, BP mempekerjakan sekitar 90 ribu orang. Tak hanya itu, perusahaan juga berencana memangkas 3.000 posisi kontraktor sepanjang tahun ini sebagai bagian dari langkah efisiensi besar-besaran.
Menurut CEO BP, Murray Auchincloss, keputusan ini diperlukan untuk mengurangi biaya operasional dan membangun kembali kepercayaan investor.
"Kami memiliki lebih banyak hal yang perlu kami lakukan sepanjang tahun ini, tahun depan, dan seterusnya, tetapi kami membuat kemajuan yang kuat saat kami memposisikan BP untuk tumbuh sebagai perusahaan yang lebih sederhana, lebih fokus, dan bernilai lebih tinggi," ujar Auchincloss dalam memo tersebut, dikutip Reuters.
Adapun rincian pasti PHK karyawan tersebut tidak diungkapkan manajemen. Namun dalam memo terpisah yang dikirim oleh Kepala Divisi Teknologi BP, Emeka Emembolu kepada timnya, ia mengantisipasi sekitar 1.100 posisi akan dihilangkan melalui PHK.
Selain pengurangan karyawan, Emembolu mengungkapkan bahwa BP berencana mengalihkan sejumlah pekerjaan dari Inggris dan Amerika Serikat (AS) ke Hongaria, India, dan Malaysia.
Meski demikian, BP memilih untuk tidak memberikan berkomentar mengenai memo tersebut.
Tahun lalu, Auchincloss menyampaikan akan memangkas biaya raksasa migas itu sebesar US$2 miliar pada akhir 2026 untuk meningkatkan laba dan mengatasi kekhawatiran investor atas strategi transisi energinya.
Auchincloss akan memaparkan strategi barunya pada acara investor day pada 26 Februari. Ia telah mengambil langkah besar untuk membalikkan strategi pendahulunya di BP, dengan beralih dari minyak dan gas.
Sebagai bagian dari strategi untuk mengurangi paparan terhadap energi terbarukan, BP bersama dengan pembangkit listrik asal Jepang, JERA, bulan lalu mengumumkan kemitraan strategis untuk membentuk salah satu operator angin lepas pantai terbesar di dunia.
Namun, tantangan di pasar tetap menjadi sorotan. Sepanjang tahun 2024, saham BP anjlok lebih dari 5 persen, menyamai penurunan yang dialami pesaingnya asal Prancis, TotalEnergies. Sebaliknya, saham Shell dan Exxon Mobil justru mencatat kenaikan signifikan masing-masing sebesar 5,5 persen dan 14 persen.
Topik:
raksasa-energi bp phk