Dugaan Oknum Aparat Terlibat Kasus Tewasnya Wartawan Tribrata TV, TNI Tunggu Penyelidikan Polisi

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 3 Juli 2024 15:17 WIB
Kapuspen TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar (Foto: Istimewa)
Kapuspen TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar (Foto: Istimewa)

Jakarta, MI - Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Nugraha Gumilar mengatakan, TNI menunggu penyelidikan polisi terkait dugaan keterlibatan oknum prajurit, dalam kasus tewasnya wartawan Tribrata TV di Sumatera Utara, pada Kamis (27/6/2024).

Saat ini pihaknya, kata dia, belum dapat memastikan kebenaran adanya oknum prajurit, yang terlibat dalam kasus tersebut.

“Kami serahkan kepada yang menyelidiki saat ini. Kami menunggu semuanya," kata Nugraha di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta, Rabu (3/7/2024).

"Jadi, proses ini berjalan kami menunggu lembaga yang bekerja. Kita tunggu saja mudah-mudahan semua bisa jelas dalam waktu dekat,” tambahnya.

Nugraha menegaskan, jika memang ada oknum prajurit terlibat, maka ada hukuman untuk dia.

“Kami punya aturan hukum militer, disiplin. Panglima juga punya aturan punishment (hukuman) dan reward (hadiah, red.). Prajurit yang bagus (prestasinya, red.) pasti dihargai,” jelasnya.

Seperti diketahui, wartawan Tribrata TV Rico Sempurna Pasaribu tewas bersama tiga anggota keluarganya dalam rumahnya yang terbakar di Kabanjahe, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada Kamis (27/6/2024).

Tiga anggota keluarganya Rico yang meninggal itu, terdiri dari istrinya Rico, Elfrida Boru Ginting (48), anak Sudi Investasi Pasaribu (12), dan cucunya Rico, Loin Situkur (3).

Insiden kebakaran dan tewasnya Rico bersama tiga anggota keluarganya itu, diduga terkait dengan berita judi online, yang dibuat korban sebelum dia meninggal.

Tim Pencari Fakta dari Komisi Keselamatan Jurnalis (KKJ) Sumatera Utara, yang terdiri atas Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Medan, Ikatan Jurnalis Televisi (IJTI) Sumatera Utara, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Medan, dan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, ikut mendalami kasus tersebut. 

Hasil penyelidikan mereka, menunjukkan ada dugaan kuat kejadian tewasnya Rico dan keluarganya melibatkan oknum prajurit TNI.

Dewan Pers terkait kasus itu pun, mendesak Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo dan Kapolda Sumatera Utara, untuk membentuk tim penyelidikan yang adil dan imparsial. 

Sementara terkait dugaan keterlibatan prajurit, Dewan Pers juga mendesak Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, dan Panglima Daerah Militer (Pangdam) setempat untuk juga membentuk tim penyelidikan, dan mengusut dugaan itu secara terbuka.

Dewan Pers juga mengumumkan lembaganya, akan membentuk tim investigasi bersama yang melibatkan aparat dan jurnalis, dari Komite Keselamatan Jurnalis (KKJ).