Keluhan Nyeri Dapat Diatasi Tanpa Operasi, Simak Penjelasannya

Reina Laura
Reina Laura
Diperbarui 26 November 2023 16:33 WIB
okter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi, Radjak Hospital Purwakarta dr Boby Harul Priono SpOT AIFO-K CIPS di Purwakarta, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. (Foto: ANTARA/HO- Radjak Hospital Purwakarta)
okter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi, Radjak Hospital Purwakarta dr Boby Harul Priono SpOT AIFO-K CIPS di Purwakarta, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. (Foto: ANTARA/HO- Radjak Hospital Purwakarta)

Jakarta, MI - Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi Radjak Hospital Purwakarta dr Boby Harul Priono mengatakan, keluhan nyeri dapat diatasi tanpa operasi.
 
"Meski belum terlalu populer, pain intervention mampu menangani keluhan rasa nyeri dan menjadi alternatif pengobatan tanpa operasi," ujar Bobby dalam keterangannya di Jakarta, Ahad.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut sekitar 20 persen populasi dunia setiap tahun mengalami nyeri, dengan setengahnya adalah nyeri kronis.
 
Pendekatan yang dilakukan, yakni pendekatan komprehensif dalam mengatasi nyeri melalui penanganan dengan metode medis, rehabilitasi, dan terapi alternatif. Tindakan tersebut memungkinkan penanganan pada nyeri di bagian tubuh tanpa melewati proses sayatan ataupun pembedahan.
 
"Sebenarnya, tidak semua orang suka atau mau dioperasi. Dari penelitian misalnya, nyeri pinggang 75 persen bisa disembuhkan tanpa pembedahan. Tapi, bukan berarti semua penyakit bisa ditangani dengan pendekatan ini," kata dia.
 
Pendekatan tersebut, lanjut dia, hampir tanpa komplikasi dan efeknya bisa dirasakan langsung oleh para pasiennya. Mayoritas keluhan yang dialami pasien adalah nyeri leher, bahu, siku, dan lutut.

"Biasanya penderita nyeri adalah pasien yang memiliki kebiasaan salah. Contohnya, biasa bekerja mengetik, banyak duduk, jarang bergerak," ungkapnya.

Pendekatan pain intervention itu biasanya dijalankan selama tiga bulan, jika tidak ada perubahan, baru digunakan opsi lainnya, yaitu operasi untuk nyeri yang tidak tertahankan.

Saat ini, lanjut dia, tenaga ahli orthopedi yang memiliki keahlian pain intervention itu masih terbatas, yakni tidak lebih dari 20 orang. 

"Harapannya, Radjak Hospital ini bisa berkembang dan terus bisa membantu masyarakat dalam mengatasi keluhan nyeri," tandasnya.

Penanganan nyeri ini bukan hanya untuk mengurangi intensitas nyeri pada pasien, tapi juga untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien.

Topik:

nyeri