DPRD DKI Minta PAM Jaya Tiru Pengelolaan Air Bersih di Jepang

Aldiano Rifki
Aldiano Rifki
Diperbarui 24 Juni 2024 15:49 WIB
Anggota DPRD DKI Jakarta, Rasyidi saat kunker di Jepang. (Foto: Dok MI/Pribadi)
Anggota DPRD DKI Jakarta, Rasyidi saat kunker di Jepang. (Foto: Dok MI/Pribadi)

Jakarta, MI - Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta, Rasyidi meminta PAM Jaya agar meniru pengelolaan air bersih seperti di Jepang. Kata dia, di Jepang tingkat kebocoran pipanya 0 persen, tak seperti di Jakarta hingga 47 persen.

“Kalau data yang kita punya, pipa PAM Jaya itu mengalami kebocoran hingga 47 persen. Berbeda dengan Jepang. Tingkat kebocoran pipanya 0 persen,” kata politikus PDIP itu, Minggu (23/6/2024).

Menurut Rasyidi, kebocoran dikarenakan PAM Jaya dalam menangani kebocoran pipa, hanya dengan menyambung pipa yang sudah bocor. Sementara di Jepang, menurut study bandingnya, jika ditemukan pada satu titik aliran air ada korosi. Maka sepanjang pipa yang sudah korosi itu akan diganti.

"Jadi digantinya bukan pada titik yang bocor saja,” ungkapnya.

Selain itu, yang membedakan pengelolaan air bersih itu soal penerapan tarif air bersih pada masyarakat. PAM Jaya, ungkap dia, idealnya menyesuaikan dengan daerah pemukiman masyarakat.

"Tarif itu harus berbeda antara wilayah Menteng dengan perkampungan padat penduduk. Jangan semua disamakan tarifnya. Sehingga masyarakat bisa merasakan fasilitas air bersih yang dikelola PAM Jaya,” tegasnya.

Di samping itu, pipanisasi PAM Jaya pun harus menjangkau seluruh wilayah di Jakarta.”Sehingga masyarakat bisa terjangkau dalam hal penyediaan air bersih,” tandasnya.