Natalius Pigai: Polri Kini Berubah Jadi Institusi Humanis dan Emansipatoris

Syamsul
Syamsul
Diperbarui 12 Desember 2021 12:20 WIB
Monitorindonesia.com- Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), Natalius Pigai menilai perubahan institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) yang tadinya hanya crime control, penegak hukum, kini berubah menjadi institusi yang humanis dan emansipatoris. "Mudah-mudahan perubahan semacam ini akan terjadi tidak hanya secara simbolik, tetapi secara substansial. Perubahan substansial itu bisa ditunjukkan dengan adanya beberapa kegiatan-kegiatan, dilalui dulu dengan pernyataan komentar beberapa kebijakan kegiatan-kegiatan seperti lomba mural, lomba orasi," kata Pigai kepada wartawan, Minggu (12/12/2021). Pigai menambahkan, bahwa sejak 2016 pemerintah menciptakan prakondisi yang menyebabkan indeks demokrasi Indonesia menurun. Hal itu terjadi sejak adanya peraturan tentang hatespeech, ada UU MD3, penangkapan terhadap aktivis, kekerasan di Papua, dan revisi UU KPK. "Karena itu maka, ketika survei menempatkan Indonesia mengalami degradasi penurunan indeks demokrasi, maka rakyat Indonesia memahami bahwa sampai pada 2020, atau paruh pertama 2021, itu Indonesia berada dalam stagnasi dalam demokrasi, atau regresi, mengalami kemunduran demokrasi," lanjutnya. Pigai pun berharap, perubahan ini tidak hanya terjadi di institusi Kepolisian, melainkan juga harus diikuti oleh institusi aparat penegak hukum lainnya. Termasuk tiga institusi utama seperti eksekutif, legislatif, dan yudikatif. "Karena stagnasi demokrasi itu bisa terjadi juga pada eksekutif, di mana mereka menguasai anggaran besar, kebijakan besar, regulasi besar, otoritas juga besar, kalau tidak mengalami perubahan kasihan sama institusi Polisi yang sedang memainkan peran penting membangun Indonesia berbasis hak asasi manusia," jelas Pigai. "Kemudian legislatif juga ikut berubah. Yaitu, membuat regulasi-regulasi yang berorientasi pada isinya, kontennya itu diisi dijiwai oleh semangat humanisme, semangat kemanusiaan," sambung Pigai. Dengan demikian, ke depan jika lalu lintas komunikasi hubungan antara negara dengan rakyat terjalin secara baik, maka indeks demokrasi akan mengalami kenaikan lagi. "Tidak regresi, tetapi progresif ke depan. Yang paling penting bagi kita adalah, mari kita dukung, apa yang sedang dirintis oleh pimpinan polisi pada periode sekarang ini,” tutupnya. (Wawan)

Topik:

Polri humanis
Berita Terkait